Calon Anggota Teroris Direkrut Lewat WhatsApp dan Telegram

Ilustrasi WhatsApp.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal menegaskan proses perekrutan atau baiat anggota teroris kini dilakukan melalui online, alias bukan lagi bertatap muka.

Menurutnya, para teroris ini berinteraksi tidak secara langsung dan memanfaatkan media sosial dalam membidik target untuk direkrut, khususnya melalui platform WhatsApp dan Telegram.

"Mereka berkomunikasi dan berinteraksi di sana sampai dengan interaksi mereka melakukan diskusi tentang ideologi mereka karena berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya," ujar Iqbal, seperti dikutip dari VIVAnews.

Ia juga menyebut baiat online merupakan fenomena baru dalam proses perekrutan anggota teroris saat ini.

Kelompok teroris jaringan Abu Zee, yang merupakan jaringan dari pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto yaitu Abu Rara, melakukan baiat dengan cara online.

"Ada beberapa tersangka yang sudah kita tangkap dan yang sudah berbaiat online. Hampir 90 persen mereka berbaiat secara online. Oleh karena itu saya menyebutnya adalah fenomena baru," katanya.

Dalam percakapan di WhatsApp dan Telegram tersebut, kelompok ini juga berdiskusi untuk merakit bom dan target amaliyah dari masing-masing orang.

Dengan berkomunikasi melalui media sosial, Iqbal menduga kelompok ini memiliki anggota yang tak sedikit dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

"Karena mereka melakukan interaksi melalui online otomatis borderless yaitu tanpa batas. Karena itu mereka berpencar berada di mana-mana dan jumlahnya kita duga tidak sedikit," ujarnya.

Oleh sebab itu, Iqbal menambahkan, tim Densus 88 Antiteror Polri terus melakukan penangkapan pascapenyerangan terhadap Wiranto. Sebanyak 36 terduga teroris sudah ditangkap di berbagai wilayah di mana mereka berkomunikasi lewat WhatsApp dan Telegram.