Serba-serbi Sidang Kabinet Pertama: Prabowo Siap Diatur

- Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Sumber :
  • bbc

Sehari setelah pelantikan jajaran menterinya, Presiden Joko Widodo menggelar sidang kabinet perdana di Istana Merdeka, Kamis 24 Oktober 2019, yang dihadiri seluruh menteri. Apa yang terjadi?

Digelar sekitar pukul 10.00 WIB, dan berakhir sekitar pukul 12.00, semua menteri Kabinet Indonesia Maju, termasuk Presiden Jokowi, mengenakan kemeja putih - ciri khas yang sudah dipraktikkan sejak kabinet pertamanya.

Seperti kelaziman, para jurnalis diberi kesempatan untuk mewawancarai para menteri sebelum dan sesudah rapat, tetap tidak semua bersedia menjawab pertanyaan.

Sejumlah muka baru dalam pemerintahan, misalnya, mengaku masih perlu belajar banyak terkait bidang tugasnya. Kepada pers, mereka enggan berbicara rinci terkait program kerja.

Di awal sidang kabinet, Jokowi kembali mengulang larangan terhadap menteri untuk mengambil kebijakan di luar visi-misi presiden. Sejak pengenalan menteri baru kepada publik awal pekan ini, Jokowi terus-menerus menyebut larangan itu.

"Perlu saya ulang, tidak ada visi-misi menteri, yang ada visi-misi presiden dan wakil presiden. Tolong dicatat karena lima tahun lalu ada dua-tiga menteri yang belum paham mengenai ini," ujarnya seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Abraham Utama.

Jokowi juga melarang para menterinya saling berdebat di ruang publik terkait suatu persoalan. Ia meminta perbedaan pendapat dibahas secara tertutup dalam rapat kabinet.

Konsekuensinya, kata Jokowi, bawahannya harus bekerja di bawah kendali menteri koordinator. Ia mengecam para menteri yang bekerja di luar kendali.

"Kerja kita kerja tim, bukan kerja menteri per menteri atau sektoral, ini kerja membangun negara besar tidak mungkin menteri jalan sendiri-sendiri.

"Jangan sampai diundang menko tidak hadir. Ada yang seperti ini, saya juga baru dengar. Bagaimana kita mengkonsolidasi kebijakan jika diundang tidak hadir. Ini harus saya garisbawahi," kata Jokowi.

Prabowo akan ke kantor saya

Salah-seorang menteri yang bersedia menjawab pertanyaan wartawan adalah Mahfud MD, Menkopolhukkam. Seperti diketahui, selama ini mantan Ketua MK ini dikenal `dekat` dengan jurnalis.

Usai sidang, Mahfud dikerubuti para wartawan, dan salah-satu pertanyaan yang diajukan adalah menyangkut sosok Prabowo Subianto, Menhan yang baru.

Mahfud MD mengatakan Jokowi memberi hak veto kepada setiap menteri koordinator untuk membatalkan atau mengambil veto terhadap kebijakan menteri yang menyimpang dari target kerja presiden.

Mahfud berkata, hak veto itu dapat diambil dengan atau tanpa persetujuan Jokowi.

"Kalau sudah jelas berbenturan, kita tentu lapor ke presiden, saya bilang akan memveto. Bisa lapor dulu atau tidak, masa sudah gamblang, apa-apa lapor," ujarnya.

"Kalau masih rumit, apakah ini bertentangan satu sama lain, kami bicarakan dulu. Presiden katakan `ponsel saya 24 jam untuk menteri yang mau melapor, tengah malam juga bisa`," tutur Mahfud.

Secara khusus, Mahfud menyebut para menteri di bawah koordinasinya telah berkomitmen untuk bekerja sama. Mereka antara lain Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian; Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto; dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.

"Pak Tito dengan saya sudah berbicara, kami akan koordinasi. Pak Prabowo juga siap bertemu."

"Saya secara berseloroh bilang, `Pak Prabowo saya akan ke kantor Bapak kalau ada sesuatu, saya kan tinggal nyeberang`. Tapi Pak Prabowo bilang tidak boleh, `masa Bapak yang ke kantor saya? Saya yang menghadap`," kata Mahfud.

"Artinya meski gurauan, itu menunjukkan niat atau itikad bekerja sama. Yasonna, visi pembangunannya juga sama dengan saya karena saya menjadi anggota tim ahli Yasonna diam-diam periode kemarin itu," tuturnya.

Saya belum bisa bicara banyak

Sementara itu, sejumlah menteri baru dalam kabinet Jokowi mengaku belum dapat berbicara banyak kepada publik tentang program kerja mereka.

Sebagian menteri baru ini, terutama yang belum pernah duduk di lembaga eksekutif, melenggang menghindari sesi tanya jawab dengan pers usai sidang kabinet.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama, misalnya, berkata akan melanjutkan kinerja pendahulunya di lembaga itu, Arief Yahya.

Saat ditanya secara rinci tentang target serapan tenaga kerja dalam destinasi wisata unggulan Indonesia, ia berkata perlu lebih dulu mendalami bidang itu dan berkoordinasi dengan bawahannya.

"Secara detail belum karena kemarin baru serah terima jabatan, seremonial semua, baru pagi ini mulai rapat pertama," kata Wishnutama.

"Saya masih pelajari satu per satu apa yang bisa saya lakukan. Saya harus pelajari. Detail banget untuk bicara angka," tuturnya.