Mas Menteri dan Menristek Diminta Sinkron Soal Pendidikan dan Riset

Mendikbud Nadiem Makarim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Era pemerintah Jokowi jilid kedua ini menjadi penanda pemisahan riset dengan pendidikan tinggi dalam Kemenristekdikti yang sekarang menjadi Kemenristek. Pendidikan tinggi pun kembali kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan harapannya pada Mas Menteri Nadiem Makarim dan Menristek, Bambang Brodjonegoro dengan keadaan ini. Dia meminta pimpinan dua kementerian itu bisa berjalan berbarengan antara pendidikan dengan riset.  

"Sekarang setelah dipisahkan harapannya nanti pak Mendikbud dengan pak Menristek tetap bisa mensinkronkan antara pendidikan dengan riset itu. Walaupun kami di perguruan tinggi dalam tanda petik menginduk ke dua kementerian, risetnya ke Kemenristek kemudian pendidikan ke Kemendikbud tetapi asal di sana ada regulasi atau ada fleksibilitas pembiayaan dan lain-lain bisa menjadi tidak terlalu terganggu," kata Panut ditemui di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis, 28 November 2019.

Dia menuturkan sebenarnya saat masih di bawah Kemenristek, alurnya menjadi baik. Karena riset memiliki hubungan erat dengan perguruan tinggi, jadi dengan dipegang oleh satu kementerian menjadi optimal. Dalam satu komando pimpinan, Panut mengatakan lebih mudah mengatur dalam segi manajemen antara pendidikan tinggi dengan riset.

Riset dalam pendidikan tinggi juga menurutnya memiliki kelebihan. Dia beralasan mahasiswa sebagai pihak yang membantu dalam penelitian tidak akan pernah habis.

"Tetapi kelebihan kita adalah mahasiswa tidak pernah habis dan profesor dalam melakukan risetnya itu dibantu oleh mahasiswa-mahasiswa yang tidak pernah habis," ungkapnya.

Saat ditanya saat pendidikan tinggi di bawah Kemenristekdikti di periode pertama Jokowi, Panut mengatakan secara operasional sangat baik. Dirjen yang bertugas mengurusi riset serta pendidikan tinggi tersebut berada di bawah satu menteri.

"Ada operasional yang baik karena dalam satu komando satu menteri dalam riset dan pendidikan. Di situ penyusunan program dan seterusnya itu menjadi lebih mudah. Karena dirjen nya itu dalam satu kementerian ada yang mengurusi fasilitas riset tetapi juga mengurusi fasilitas pendidikan tinggi," kata Panut.