Produk Asli Indonesia, Ganja Paling Banyak Dikonsumsi Milenial

Ganja.
Sumber :
  • Aljazeera

VIVA – Badan Narkotika Nasional atau BNN menyebutkan bahwa sabu dan ganja merupakan narkoba yang paling populer digunakan di Indonesia. Menurut BNN mayoritas pemakai atas dua barang haram tersebut adalah milenial atau anak-anak muda.

"Kemudian jenis pil rekreasional yaitu amphetamin. Nama populernya di pasar kita sebut ekstasi. Tiga jenis ini masih mendominasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia, terutama kalangan anak muda atau milenial," kata Deputi Pemberantasan BNN, Arman Depari, di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.

Ia juga mengatakan, di antara ketiga jenis barang haram tersebut, ganja yang paling banyak dikonsumsi. Pasalnya, wilayah Indonesia memungkinkan produksi ganja dalam jumlah besar. "Itu merupakan produksi asli Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, Arman menyampaikan, bahwa lalu lintas peredaran narkoba dari luar negeri banyak melewati Pulau Sumatera dan Kalimantan. Mayoritas mafia narkoba menggunakan jalur laut untuk mengirimkan barang haramnya ke Tanah Air.

"Sebenarnya ada gejala ke arah sana sekalipun sampai saat ini penyelundupan narkoba melalui laut," paparnya. Sementara itu, Kepala BNN Heru Winarko menyampaikan pihaknya berencana menggelar operasi secara besar-besaran menghadapi libur panjang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Ia menyebut telah memerintahkan jajarannya agar masuknya narkoba dari segala pintu untuk dibawa ke Tanah Air. "Jelang Natal dan Tahun Baru, kita adakan operasi-operasi karena kita fokus jaringan," kata Heru.

Guna mengantisipasi peredaran narkoba makin meningkat, Heru menyampaikan, koordinasi telah dilakukan dengan aparat keamanan. Semua negara termasuk Indoensia secara terus- menerus menyatakan perang terhadap narkoba karena bisnis barang haram tersebut dinilai menggiurkan selama ada permintaan.

"Karena bisnis narkoba ini bisnis yang tidak kena pajak dan tidak ada inflasi. Di mana kebutuhan meningkat dan tentunya merupakan daerah peningkatan para pemakai atau pencandu narkoba, tentu mereka mengarahkan sindikatnya ke sana karena mereka selalu berpikir bahwa penyalahgunaan narkoba ini adalah bisnis," tegas Heru.