Info Gempa Terkini BMKG, Wilayah Sulawesi dan Papua

Petugas BMKG saat mengamati data pergerakan gempa.
Sumber :
  • TvOne/Irfan Beno

VIVA – Gempa terkini terjadi di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, pada Minggu, 19 Januari 2020. Guncangan gempa terjadi pada pukul 23.58 wib atau pada 00.58 wita.

Berdasarkan catatan BMKG, pusat gempa ini berada pada 64 km Barat Daya Bolaanguki, Bosel, Sulut. Gempa ini berkekuatan magnitudo 6,6, pada kedalaman 95 kilometer. Dari catatatan, titik lokasi gempa pada 0.20 LS, 123.89 BT.

Sebelumnya, kejadian gempa yang menjadi pusat perhatian BMKG terjadi wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi, Papua, pada Sabtu malam, 18 Januari 2020. Gempa dengan magnitudo M 6,1 ini terjadi menjelang tengah malam pada pukul 23.38 WIB.

BMKG mencatat, pusat gempa berada pada koordinat 2,77 LS dan 139,52 BT tepatnya di darat pada jarak 108 km arah Barat Kota Jayapura.

Berdasarkan lokasi episenternya, tampak bahwa gempa ini diduga kuat dipicu oleh aktivitas Sesar Anjak Mamberamo. Karena episenternya di daratan, maka gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Dampak guncangan gempa ini dirasakan di Sentani dalam skala intensitas IV MMI, beberapa warga sempat terbangun dari tidur akibat gempa yang mengguncang tiba-tiba. Sementara itu di Jayapura dan Sarmi guncangan dirasakan mencapai skala intensitas III-IV MMI, Yahukimo dan Keerom III MMI, dan Wamena II-III MMI.  

Hingga Minggu pagi, BMKG sudah mencatat sebanyak 10 kali gempa susulan. Gempa susulan dengan magnitudo paling besar mencapai magnitudo 5,2. Gempa ini juga memiliki satu gempa pembuka yang terjadi sebelum gempa utama.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Disebut seismik aktif karena kedua wilayah ini memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi.

Selain itu, disebut kompleks karena di wilayah ini memiliki banyak sebaran sumber gempa utama dengan berbagai segmentasi sesar dan splay (percabangannya).

Dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN), wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dilalui oleh struktur sesar aktif yaitu Sesar Anjak Mamberamo dengan magnitudo tertarget mencapai magnitudo 7,5. Para pakar asing terkadang menyebut zona sumber gempa aktif ini sebagai Mamberamo Deformation Zone (MDZ) atau Mamberamo Thrust and Fold Belt (MTFB).

Karena kondisi tektonik yang aktif inilah maka wajar jika wilayah Sarmi dan Jayapura menjadi kawasan yang sangat rawan gempa dan paling aktif aktivitas kegempaannya di Papua. Sebelum terjadi gempa di Jayapura bermagnitudo 6,1 tadi malam, tahun 2019 lalu wilayah Sarmi juga sudah diguncang 2 kali gempa kuat yaitu pada 20 Juni 2019 M 6,3 dan 24 Juni 2019 M 6,1 yang menimbulkan kerusakan.

Wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dikenal memiliki sejarah panjang gempa kuat dan merusak di masa lalu. Tercatat dalam katalog gempa terdapat lebih dari 20 aktivitas gempa berkekuatan besar yang berdampak mencapai skala intensitas VI hingga IX MMI.

Dampak gempa dalam skala intensitas MMI (Modified Mercally Intensity), menunjukkan rata-rata bangunan tembok sederhana mengalami kerusakan ringan pada skala intensitas VI MMI, sedangkan pada skala intensitas VIII dapat memicu kerusakan sedang hingga berat.


Tingginya potensi gempa bumi di Sarmi dan Jayapura tidak perlu membuat masyarakat kecil hati dan khawatir berlebihan. Semua informasi terkait potensi gempa di wilayah ini harus direspons dengan langkah nyata dengan upaya memperkuat mitigasi guna meminimalkan dampak gempa bumi.

Meskipun tinggal di daerah rawan gempa, kita tetap dapat hidup dengan aman dan nyaman karena yang paling penting dan harus dibangun adalah kapasitas mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakat, serta menyiapkan infrastrukturnya yang tahan gempa.