Pesan Nadiem Makarim untuk Mahasiswa Indonesia di Wuhan

Mendikbud Nadiem Makarim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Hubei, China telah menyebar ke sejumlah negara. Di China, korban tewas akibat virus mematikan ini mencapai lebih dari 100 orang, dengan jumlah orang terinfeksi 4.000 orang lebih. 

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang sebagian besar mahasiswa terjebak di sana karena kota itu diisolasi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun meminta para mahasiswa Indonesia untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan. 

"Kami imbau agar mahasiswa kita di Wuhan dan di Tiongkok untuk tetap tenang, tidak perlu panik, dan mengikuti arahan dari KBRI," kata Nadiem di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020, dikutip dari VIVAnews

Dia menyatakan, mereka tak perlu khawatir lantaran pemerintah telah melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk menyalurkan logistik hingga situasi kembali normal. Nadiem juga meminta para mahasiswa terus berkoordinasi dengan KBRI dan memantau perkembangan wabah melalui sarana komunikasi yang tersedia.     

Berdasarkan laporan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Beijing, Yaya Sutarya, KBRI terus melakukan koordinasi melalui grup jejaring sosial gabungan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) dan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (Dit. PWNI dan BHI). Itu dilakukan untuk memonitor perkembangan langsung dari lapangan serta berkoordinasi dengan otoritas setempat. 

"Jadi masing-masing kampus kita bisa kontak dan update dua kali sehari, pagi dan malam hari," ujarnya. 

Pemerintah juga memberikan dukungan dengan menyediakan bahan pokok dan logistik. Dilaporkan persediaan logistik saat ini masih mencukupi lima hingga tujuh hari ke depan. Per 28 Januari 2020, KBRI telah menyalurkan bahan logistik ke WNI di Wuhan. Adapun logistik yang telah disiapkan, di antaranya makanan, obat, masker, dan alat kebersihan. 

Pulangkan WNA

Sementara itu, otoritas China menghargai permintaan informasi maupun upaya negara lain untuk memulangkan warga negaranya yang tinggal di sana. Semua permintaan itu akan dilayani sesuai aturan dan regulasi kesehatan nasional dan internasional. 

"Sesuai aturan kesehatan Tiongkok dan internasional, salah satu tahap untuk keluar dari wilayah isolasi adalah karantina 14 hari sebelum berangkat dan 14 hari setelah tiba di tempat baru," ucapnya.

KBRI hingga kini telah memulangkan 12 mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Wuhan ke Indonesia. Mereka saat wabah merebak sedang berada di Xian, Chongqing, dan Shanghai, sehingga tidak bisa kembali ke Wuhan karena kota itu diisolasi. Kondisi kesehatan 12 mahasiswa itu saat ini dalam keadaan sehat. 

Dia menjelaskan bahwa KBRI secara aktif membantu mahasiswa yang ingin pulang ke Indonesia, kecuali mahasiswa yang tinggal di wilayah yang sudah diisolasi otoritas setempat. Yaya pun mengimbau supaya masyarakat memberikan dukungan moril kepada mahasiswa tersebut. 

Sementara kampus-kampus di Wuhan telah memperpanjang libur Imlek hingga situasi kembali kondusif. Mereka diminta untuk tetap tinggal di asrama kampus demi keamanan diri sendiri.

"Tinggal di (asrama) kampus juga aman. Karena setiap kampus menerapkan standar keamanan yang baik. Jadi misalkan mereka habis keluar beli makan, itu langsung diperiksa dulu suhu tubuhnya, sebelum keluar juga diimbau menggunakan masker. Jadi sebenarnya di kampus-kampus itu lebih aman mereka tinggal," tuturnya.  

Pemerintah Indonesia pun menjamin keamanan dan keselamatan WNI di Wuhan, China. Berdasarkan data KBRI Beijing, ada 251 WNI dalam kondisi sehat dan tak terpapar virus corona yang tinggal di daerah karantina. Sebagian besar meruakan mahasiswa yang tersebar di Wuhan, Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan. 

Tak Ada WNI terpapar virus corona

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa belum ada WNI yang terpapar virus corona hingga kini. Sampai saat ini, korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit masih diduga karena memiliki gejala yang sama dengan korban terpapar virus corona dan baru pulang dari China.

"Sampai detik ini belum ada pasien yang positif. Kalau yang dirawat masih ada, tetapi yang positif belum," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan.

Beberapa pasien yang diduga terinfeksi virus corona dirawat di sejumlah rumah sakit di beberapa daerah, seperti di Bandung, Cirebon, dan Manado. Untuk mengetahui hasil dari pasien yang saat ini tengah dirawat, menurut dia, baru diketahui dalam satu atau dua hari. 

Dia pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kekebalan tubuh guna mencegah masuknya virus tersebut. Imunitas yang baik, menurutnya penting, selain menjaga pola hidup sehat, seperti olahraga, istirahat dan mengonsumsi gizi yang tepat.

"Tingkatkan imunitas tubuh dengan gerakan masyarakat hidup sehat. Makan cukup, istirahat cukup, makan gizi berimbang lah," tandas Terawan.