Kisah Ustaz Bangun Samudra Belajar Ngaji dan Tenar Dusta S3 Vatikan

Bangun Samudra yang mengaku S3 Vatikan.
Sumber :
  • Repro Youtube

VIVA – Dalam dua hari terakhir, gelar S3 Vatikan yang disandang Ustaz Bangun Samudra masih terus menjadi kontroversi.

Bagaimana tidak, berbagai kesaksian dan bukti tentang kebohongan pengakuan diri sebagai lulusan universitas di Kota Roma, Italia, semakin banyak ditemukan dan dicurahkan masyarakat melalui media sosial.

Dari semua kesaksian-kesaksian itu, ada yang menarik perhatian VIVA.co.id, dan sekiranya layak menjadi cerita lain di balik kontroversi gelar S3 Vatikan itu.

Kesaksian ini tentang kisah hidup Bangun Samudra ketika mulai belajar ilmu agama setelah menjadi mualaf beberapa tahun silam.

Kisah ini diceritakan seorang penceramah umum bernama Ma'ruf Khozin. Alumni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri ini menuangkan semua kisah itu dalam bentuk tulisan lengkap di kolom penulis di situs Alif.id.

Mengutip isi tulisan berjudul Ustaz Mualaf: Pengalaman Mendengar Ustaz Bangun Samudra Khutbah. Ma'ruf Khozin menceritakan bagaimana proses dia mengenal Bangun Samudra dari masih belajar mengaji ke gurunya hingga akhirnya Bangun Samudra sudah mendadak mengisi ceramah dalam Salat Jumat di sebuah masjid di Surabaya lalu menjadi terkenal.

"Sedang ramai dibicarakan saat ini adalah Ustaz Bangun Samudra. Saya pertama kali berjumpa dengan beliau karena diajak oleh sahabat sekaligus Guru saya, Ustaz Luqmanul Hakim. Guru, karena saya ngaji kitab Ihya’ Ulumiddin kepada beliau. Sahabat, karena saya sering pinjam uang kalau lagi kepepet.

"Saat itu Ustaz Luqman bilang: 'Ini Mas Bangun Samudra. Pembawa Berita TVRI'. "Ya saya ingat betul, karena tiap sore sering muncul di berita TVRI Jawa Timur," saya merespon. Memang saya ingat betul, karena tidak ada stasiun televisi kecuali TVRI.

Ustaz Luqman inilah yang ngajari privat ilmu Agama ke rumah Bangun Samudra di kawasan Ketintang Surabaya. Kejadiannya ini sekitar 2005," tulisnya mengawali kisah seperti dikutip, Jumat 21 Februari 2020.

Lalu, Ma'ruf Khozin menceritakan, setelah sekian lama. Dia akhirnya bisa berjumpa dengan Bangun Samudra. Dan kali ini dalam situasi dan kondisi yang sangat jauh berbeda.

Pertemuan itu terjadi ketika Ma'ruf Khozin mendapatkan tugas dari gurunya untuk menggantikan sang guru khutbah Salat Jumat.

"Berikutnya, sekitar tahun 2013 guru saya KH Imam Syuhada’ sakit stroke. Beliau menyuruh saya menggantikan beliau Khutbah di masjid kawasan Darmo Permai. Sebagai santri saya langsung menuju ke lokasi. Rupanya Yai Syuhada salah jadwal. Di hari itu adalah jadwalnya Ustaz Bangun Samudera.

Saya pun mundur pelan-pelan. Di masjid itu saya mendengar khutbah dan makmum salah Jumat. Di situ pula saya mendengarkan Ustaz Bangun.

Ternyata penampilannya sudah berubah, berbeda sama sekali. Kumisnya yang menjadi ciri khas di TVRI sudah hilang, berganti jenggot. Alhamdulillah sesuai Sunnah.

Di awal-awal Khutbah saya melihatnya bagus karena menyampaikan keutamaan bulan Dzulhijjah dari kitab Sahih Bukhari. Namun agak ke belakang telinga saya jadi risih mendengar khutbah beliau yang mulai menyalahkan beberapa tata cara qurban yang masuk ranah khilafiyah.

Beliau katakan bahwa menyembelih hewan qurban dengan menyebut nama pemilik qurban tidak ada dalilnya. Padahal bagi yang pernah membaca kitab-kitab hadis yang besar seperti Sunan Al-Baihaqi ada penjelasannya," begitu tulisnya.

Setelah itu, Ma'ruf Khozin menarik sebuah kesimpulan pribadi tentang peristiwa yang baru saja dialaminya itu, untuk membaca lengkap dipersilakan untuk mengikuti twit dari Alif.id berikut ini.

Kisah kebohongan Bangun Samudra terbongkar usai akun bernama Romo Jost Kokoh mempos sebuah poster sosialisasi acara keagamaan yang diselenggarakan di salah satu masjid.

Pada poster sosialisasi acara pengajian itu, dituliskan akan dihadiri seorang ulama dengan nama Ustaz Bangun Samudra. Acara ditulis berlangsung pada Jumat 14 Februari 2020.

Jika dilihat sekilas, memang tak ada yang aneh pada poster itu. Namun, jika dilihat dengan seksama ternyata di bawah tulisan nama Ustaz Bangun Samudra itu tertulis beberapa kata yang cukup unik. 'Muallaf, Mantan Pastor, Lulusan S3 Vatikan'.

Nah lho, benarkah demikian kenyataannya? Ternyata tulisan S3 Vatikan untuk mengundang reaksi yang luar biasa dari pengguna Twitter apalagi setelah cukup banyak orang membongkar seluk beluk kehidupan Bangun Samudra sebelum menjadi penceramah dan mendadak mengaku lulusan S3 Vatikan.

Romo Jost Kokoh mengungkapkan kesaksian bahwa Bangun Samudra diketahui cuma pernah bersekolah di SMA Katolik Seminari Garum di Kota Blitar, Jawa Timur. Dan itupun tidak pernah sampai tamat.

"Kenapa umat beragama di sini mudah sekali dibohongi?

Contoh jelas:

Dia pernah di Seminari Garum-Blitar (SMA) dan hanya 1 tahun artinya tidak lulus!

Setelah mualaf, tahu-tahu muncul sebagai ustaz dan mengaku mantan pastor (pastor genius lulusan S3 Vatikan) Anehnya ribuan orang langsung percaya begitu saja," tulis Romo.

Lalu yang menarik lainnya adalah bukti yang disampaikan akun Padre Marco SVD, seorang pengamat perdamaian dunia asal Indonesia yang tinggal di Roma.

Dalam Twitnya, Padre menyampaikan bahwa dipastikan Vatikan tidak memiliki universitas untuk menerbitkan gelar S3 Vatikan. Menurutnya yang ada hanya Universitas Kepausan di Roma.

"Semua lulusannya tidak pernah disebut lulusan Vatikan. Tapi lulusan Roma," seperti dikutip dari Twit Padre.

Meski begitu, Padre meminta pihak terkait untuk memberikan identitas asli Bangun Samudra untuk dikonfirmasi dengan data yang ada di Roma.

"Kalau boleh diberi nama asli. Tahun studi dan nama universitasnya, biar ditelusuri langsung di sini kebenarannya," tulisnya.

Baca: Menguak Kisah Dusta Gelar S3 Vatikan Ustaz Bangun Samudra