Penganut Ideologi Pancasila Turun, Ketua MPR: Itu Salah

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA - Temuan Lingkaran Survei Indonesia menyebut bahwa masyarakat Indonesia yang pro ideologi Pancasila, dari tahun ke tahun semakin menurun. Namun, Ketua MPR Zulkifli Hasan merasa tidak ada kecenderungan penurunan itu.

"Enggak, salah ya, Pancasila itu 97 persen semua orang tetap menginginkan Pancasila. Ya, 97 persen," kata Zulkifli, ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 18 Juli 2018.

Menurut dia, hanya kecil saja orang yang menjawab diam dan menginginkan ideologi berbeda. Kata Zulkifli, itu merupakan temuan survei dari salah satu lembaga media.

"Ada tiga persen, tetapi tiga persen itu satu persen diam, dua persen saja yang ingin (ideologi) beda. Dua persen kecil," ujar Zulkifli.

Mengenai temuan LSI bahwa banyak yang ingin ideologi bersyariah di Indonesia, Zulkifli juga tidak berpikir demikian. Hanya saja, dia mengakui, ada temuan bahwa Pancasila banyak tidak diamalkan lagi.

"Oh, enggak saya kira. Hanya masalahnya, ada pendapat 80 persen orang berpendapat Pancasila enggak dipakai lagi, enggak kita laksakan lagi," kata dia.

"Tetapi, yang ingin Pancasila disosialisasikan, diajarkan secara masif lagi itu 97 persen," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily menanggapi survei LSI yang mengungkapkan angka masyarakat pro ke NKRI syariah mulai naik. Ia menilai, persentasinya tak besar, tapi memang tetap harus waspada.

"Persentasinya enggak besar, kan dibanding dengan yang pro Pancasila," kata Ace saat dihubungi, Rabu 18 Juli 2018.

Ia menilai, memang persoalan ini juga tetap harus menjadi perhatian semua pihak. Termasuk, memiliki kewaspadaan terhadap munculnya gejala ini.

"Bahwa kita mesti memiliki kewaspadaan terhadap upaya menjadikan NKRI dengan embel-embel tersebut, memang harus menjadi perhatian kita," kata Ace.

Menurutnya, masyarakat dan semua pihak harus mengembalikan semangat NKRI yang didasari kemajemukan dan kebhinekaan. "Kita harus mengembalikan pada semangat yang ingin dibangun founding fathers kita, yaitu NKRI yang didasari kemajemukan dan kebhinekaan," kata Ace.

Lingkaran Survei Indonesia menemukan bahwa masyarakat Indonesia yang mendukung ideologi Pancasila dari tahun ke tahun semakin menurun. Bahkan, dalam kurun waktu 13 tahun ini, 2005 hingga 2018, masyarakat yang mendukung Pancasila turun 10 persen.

LSI merilis, pada tahun 2005, ada 85,2 persen yang mendukung Pancasila. Tahun 2010 turun menjadi 81,7 persen, dan tahun 2015 kembali turun menjadi 79,4 persen. Sementara itu, 2018 kembali mengalami penurunan hingga menjadi 75,3 persen yang pro terhadap Pancasila.

Penurunan pro Pancasila sebesar 10 persen, kini lari mendukung ideologi NKRI bersyariah, yakni yang menginginkan berdasarkan paham keagamaan. (asp)