Gerindra: Komunikasi Prabowo dengan SBY Jangan Dimaknai Tinggalkan PKS

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) saat bertemu dengan politisi PKS Ahmad Heryawan dan Sohibul Iman (tengah) beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Koalisi penantang kubu pendukung Joko Widodo dianggap belum menemui titik terang untuk bersiap hadapi Pilpres 2019. Poros koalisi yang dimotori Gerindra dan PKS ini bahkan dinilai belum solid dua pekan menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.

Ketua DPP Partai Gerindra Nizar Zahro membantah ada kecenderungan koalisi partainya retak dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saat ini, Prabowo menjalin komunikasi yang intensif dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Komunikasi politik yang dilakukan oleh Prabowo Subianto hendaknya jangan dimaknai akan meninggalkan Partai Keadilan Sejahtera," kata Nizar ketika dikonfirmasi, Jumat 20 Juli 2018.

Menurut dia, Gerindra masih tetap konsisten membangun koalisi dengan PKS dan juga Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi dengan kedua partai itu untuk menutupi kelemahan dari Gerindra.

"Kedua partai tersebut lebih dikenal sebagai partai berbasis agama. Sedangkan Partai Gerindra merupakan partai yang lebih bercorak nasionalis," ujar Nizar.

Nizar mengakui Prabowo juga menjalin komunikasi dengan elit partai selain PKS dan PAN. Salah satu yang terlihat adalah komunikasi politik Prabowo dengan SBY. Hal ini terlihat ketika Prabowo membesuk SBY saat dirawat di rumah sakit.

"Bila partai lain dengan kesamaan visi membangun Indonesia yang lebih berdaulat ingin masuk dalam koalisi tentu siapa cawapresnya akan juga diajak untuk berembuk," kata Nizar.

Sebelumnya, Prabowo dan SBY berencana untuk bertemu membicarakan soal penjajakan koalisi untuk Pilpres 2019. Tapi, ternyata SBY malah harus dirawat di rumah sakit karena kelelahan. Prabowo pun sempat menjenguk SBY. Elite Demokrat dan Gerindra menyebut rencana pertemuan keduanya akan dijadwalkan pada pekan depan.

Dua pekan menjelang pendaftaran Pilpres 2019, dinamika arah koalisi masih terus berlangsung terutama dari partai barisan oposisi. (ren)