Hoax Marak di Tahun Politik, Presiden PKS Kritik Pemerintah Tak Cakap

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf

VIVA – Dinamika masa kampanye Pemilu 2019 masih diwarnai maraknya isu penyebaran berita bohong atau hoax. Maraknya hoax ini membuat sudut pandang dilihat menjadi keras dan justru memberikan efek negatif proses politik.

Hal ini disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman dalam acara Ngaji Budaya yang digelar Bidang Seni dan Budaya DPP PKS dengan tema Budaya, Politik Moral, dan Hoax.

"Akhir-akhir ini sudut pandang politik dirasa keras karena hoax. Politik itu mulia kok. Hakikatnya politik kita usung untuk membangun moralitas ruang publik," kata Sohibul seperti disampaikan dalam keterangan resminya, Sabtu, 27 Oktober 2018.

Sohibul mengibaratkan hoax seolah menjadi polusi di dunia media sosial. Namun, praktiknya hoax tak hanya mengganggu moralitas ruang publik di dunia maya tapi dunia nyata.

"Kini setiap orang setiap detik bisa memproduksi isu di media sosial. Sehingga menjadi bias mana informasi yang benar mana yang hoax," ujar eks wakil ketua DPR tersebut.

Kemudian, ia menyinggung munculnya hoax yang marak karena pemerintah tak mampu menyampaikan informasi yang valid dan substantif. Dengan persoalan ini memunculkan masyarakat mencari informasi dari sumber lain. Sebab, pemerintah tak cakap dalam memberikan informasi yang valid dan substantif secara masif.

"Sumber lain yang tidak bisa dikontrol dibandingkan dengan institusi resmi," kata Sohibul.

Sementara itu, pengamat sosial politik Rocky Gerung yang ikut hadir dalam Ngaji Budaya PKS mengatakan Indonesia sejatinya sudah masuk musim dingin sejak empat tahun lalu. Tapi, ia mengkritik pemerintah seolah terus menutupi hal itu dengan menciptakan hoax.

"Pemerintah mengeluarkan hoax setiap hari melalui instansinya. Winter sudah terjadi sejak empat tahun lalu. Dapur tidak berasap, toleransi semu. Winter sudah ada sekarang dalam bidang ekonomi, politik, semua menggigil," ujar Rocky.