Bela Jokowi soal Mobil Esemka, Jubir TKN Singgung SBY

Jokowi dan mobil Esemka saat menjabat Wali Kota Solo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Shodiq

VIVA – Polemik produksi mobil Esemka menjadi isu dalam dinamika politik Pilpres 2019. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin pasang badan membela nyinyiran soal Esemka sebagai mobil nasional ketika Jokowi masih jabat wali kota Solo tahun 2012.

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Inas Nasrullah tak habis pikir dengan sejumlah pihak yang menggoreng isu ini dengan rancu tanpa data yang jelas. Dia menekankan tak ada kaitan antara Esemka dengan kebijakan Jokowi saat jadi wali kota Solo.

"Tidak ada kaitan-nya Esemka tersebut dengan kinerja maupun kebijakan pak Jokowi saat beliau jabat Wali Kota Solo. Tapi. para kalangan yang nyinyir memaksakan agar Esemka terus dilekatkan dengan Jokowi apalagi di tahun elektoral ini," kata Inas dalam keterangannya, Senin, 5 November 2018.

Dijelaskan Inas, mobil Esemka itu dimulai oleh pemilik bengkel yang juga pengajar di SMK Negeri 1 Solo, Sukiyat. Produk Esemka saat itu dirancang karena memperoleh kiriman 1 unit mobil contoh untuk praktik merakit mobil siswa-siswa SMK Negri 1 Solo. Contoh mobil ini dari PT. Solo Manufaktur Kreasi, perusahaan yang baru berdiri pada 2007.

"Kemudian karya siswa SMK Negeri 1 Solo ini didengar Wali Kota Solo saat itu Jokowi. Lalu, sebagai kepala daerah yang peduli, tentunya Jokowi berikan dukungan agar mobil Esemka tersebut dapat diproduksi secara komersial," ujar Inas yang juga Ketua Fraksi Hanura di DPR itu.

Namun, kata Inas, tentu produksi secara komersil ini juga memerlukan persyaratan tertentu. Salah satunya kepastian uji emisi.

Kemudian, ia menyinggung ketika Esemka mencuat pada 2012, banyak kalangan antusias dan mendukung. Salah satu diantaranya ekonom Rizal Ramli.

"Nah, tapi itu, setelah gagal uji emisi 2012, semua pada balik badan meninggalkan Pak Jokowi sendirian," sebut Inas.

Terkait polemik ini, ia meminta semua pihak bisa cermat menyampaikan data. Apalagi, saat ini masa tahapan kampanye Pilpres 2019. Ia menegaskan soal Esemka bahwa Jokowi bukan penggagas maupun pengambil kebijakan.

"Maka persoalan gagalnya uji emisi tersebut dikembalikan lagi kepada SMK Negri 1 Solo dengan nasehat agar menjadikan pelajaran kegagalan tersebut," tutur Ketua DPP Hanura itu.

Dia mengingatkan pula kegagalan uji emisi bukan berarti kekeliruan siswa-siswa SMK Negri 1 Solo. Sebab, mereka hanya bertugas merakit saja. Ia lebih menyoroti peran PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) ketika isu Esemka mencuat. Ia juga menyinggung antara PT SMK dengan restu Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

"Melainkan kegagalan dari mesin produksi PT SMK, di mana perusahaan tersebut cukup berani coba produksi mobil setelah mendapat restu SBY pada 2009 di pameran mobil ITB di Bandung," sebut Inas.