PSI Tolak Perda Agama, PKS: Bertentangan dengan Pancasila

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (ketiga kiri) bersama Sekjen PSI Raja Juliantoni (kedua kanan), pengurus PSI dan tiga orang pengacara muda Dini Shanti Purwono (keempat kiri), Surya Tjandra (keempat kanan) serta Rian Ernest Tanu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat heboh dengan menolak peraturan daerah syariah dan injil. Kubu oposisi seperti elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikut mengkritik partai yang baru berusia empat tahun itu.

Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin mengatakan, penolakan terhadap perda agama bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi.

"Semangat menolak agama bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Hanya PKI yang menolak agama," kata Suhud saat dihubungi, Rabu 14 November 2018.

Ia menjelaskan perda merupakan formulasi dari aspirasi masyarakat setempat. Kata dia, selama tak bertentangan dengan ideologi negara Pancasila, UUD 1945 maka tak ada masalah dan harus dihormati.

"Kita harus memahami bahwa ideologi negara Pancasila dan UUD 1945 menghormati agama. Indonesia itu negara orang-orang beragama, karena founding fathers menempatkan agama pada sila pertama dalam Pancasila," kata Suhud.

Sebelumnya, dalam acara HUT ke-4, pada Minggu, 11 November 2018, Ketua Umum PSI Grace Natalie menyampaikan secara terbuka soal keinginan partai yang dipimpinnya bila lolos ke parlemen. Grace bicara di hadapan ribuan kader partai bahwa salah satu tugas utama yaitu tak akan mendukung pembahasan perda-perda yang berbau agama.

Menurut Grace, perda berbau agama karena dinilai dapat menimbulkan diskriminasi, ketidakadilan, dan tindakan intoleransi. (ase)