Irma Suryani Ungkap Budaya Korupsi Era Orde Baru

Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago
Sumber :

VIVA – Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, mengatakan usulan debat dengan tema korupsi di era Orde Baru bukan hal yang tepat untuk dilaksanakan saat ini.

Berbeda dengan rekan koalisinya Partai Solidaritas Indonesia Irma menilai, baiknya setiap kandidat Pilpres 2019 lebih mengedepankan program kerakyatan. 

"Saya kira yang harus dikedepankan program untuk rakyat. Yang gitu-gitu (usulan korupsi Orba masuk materi debat) tidak perlu lah menurut saya," kata Irma di Jakarta, Jumat 7 Desember 2018. 

Seperti diketahui usulan agar budaya korupsi di era Orde Baru muncul setelah pernyataan Prabowo menyebut korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium 4.  

Menurut Irma, banyaknya kasus korupsi yang terungkap menunjukkan perbedaan penanganan kasus korupsi di era Jokowi dengan Orde Baru. ?Diutarakannya, sejak era reformasi dan keterbukaan publik banyak koruptor yang tertangkap. Pejabat ataupun oknum yang melakukan kasus korupsi tidak bisa lagi dilindungi penguasa. 

"Zaman-zaman sebelum Pak Jokowi banyak yang tidak ditangkap karena banyak juga yang terlindungi, banyak juga yang tidak ketahuan gitu loh. Apalagi di zaman Orde Baru, jelas- jelas korupsi, kolusi dan nepotisme itu menjadi bagian dari kroni penguasa. Ini kan yang harus dipaparkan kepada publik," kata Irma yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Sekarang banyak yang tidak dilindungi, terbuka, makanya banyak yang ditangkap," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyatakan usul partainya agar forum debat pada pemilu tahun depan bertema korupsi orde baru. Antoni beranggapan, pernyataan Prabowo yang mengatakan korupsi seperti kanker mestinya dijadikan diskursus bersama dan kemudian disisipkan dalam materi debat.

Kemudian hal itu ditanggapi Juru Bicara Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Ahmad Basarah yang balik mengatakan bahwa justru Soeharto adalah guru korupsi di Indonesia. Menurut Basarah, Prabowo dahulu juga bagian rezim Soeharto yang juga tak lain adalah mantan mertua Prabowo itu

"Daripada berkilah bahwa Soeharto bukan simbol KKN, Soeharto bukan guru korupsi. Dampaknya kita mengajak berdiskusi tapi dibalas dengan tudingan kita PKI lah, kita komunis dan macam-macam. Itulah watak Orde Baru yang antidiskusi," kata Antoni, Selasa 4 Desember 2018. (lis)