Survei: 81,9 Persen Pemilih Tak Setuju Indonesia Bubar

Pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA - Prabowo Subianto mengatakan, bahwa Indonesia bisa punah jika dia dan calon wakil presiden Sandiaga Uno kalah dalam pemilihan presiden 2019. Hal itu disampaikan Prabowo saat berpidato dalam acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin, 17 Desember 2018.

Merespons hal ini, Media Survei Nasional (Median) mengadakan survei periode Januari (6 sampai 15 Januari 2019). Dalam survei Median menunjukkan, bahwa mayoritas pemilih tidak setuju dengan pernyataan Prabowo tersebut.

"Sebanyak 81,9 persen pemilih tidak setuju dengan pernyataan Prabowo soal Indonesia bubar, kalau dia kalah di Pilpres," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, dalam Konferensi Pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2019.

Rico menjelaskan, bahwa pemilih yang menyatakan sangat setuju hanya 0,8 persen. Untuk yang setuju hanya 5,1 persen dan agak setuju sebesar 5,3 persen.

"Sementara itu, pemilih yang menyatakan kurang setuju sebesar 22,8 persen dan pemilih yang menyatakan tidak setuju sebesar 44,6 persen. Sedangkan pemilih yang menyatakan sangat tidak setuju yakni sebesar 14,5 persen. Adapun, pemilih yang tidak menjawab hanya sebesar 6,8 persen," katanya.

Sedangkan untuk elektabilitas, menurut Rico, selisih elektabilitas kedua paslon baik pasangan nomor urut 01 dan pasangan nomor urut 02 menipis. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf relatif stagnan. Sementara itu, Prabowo-Sandi mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan tersebut masih berjalan lambat.

"Memasuki bulan Januari 2019, selisih antara pasangan 01 dan 02 sudah memasuki angka satu digit yakni 9,2 persen. Elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam survei kami hanya naik sebesar 0,2 persen. Dapat kami artikan bahwa kenaikan tersebut tidak terlalu berpengaruh atau stagnan. Kemudian, elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen," tuturnya.

"Kesimpulannya, saat ini elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,9 persen dan elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 38,7 persen. Artinya, selisih elektabilitas kedua pasangan tersebut sebesar 9,2 persen," ujarnya menambahkan.

Untuk populasi survei ini, kata Rico, melibatkan seluruh Warga Indonesia yang saat ini memiliki hak pilih. Median melibatkan 1.500 responden dengan margin of error +/- 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Selain itu, survei ini juga dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. (mus)