Polemik Ba'asyir, PKS Sindir Pencitraan untuk Kepentingan Pilpres 2019

Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir (tengah) dengan pengawalan petugas saat akan dibawa ke RSCM untuk pemeriksaan kesehatan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Elite Partai Keadilan Sejahtera menyindir drama proses pembebasan Abu Bakar Ba'asyir namun batal. Sekretaris bidang Polhukam DPP PKS, Suhud Alynuddin mengatakan, proses ini sebagai pencitraan untuk kepentingan Pilpres 2019.

Suhud mengkritik, figur Yusril Ihza Mahendra yang disebut menemui Ba'asyir atas nama kuasa hukum Jokowi. Menurutnya, jika benar, maka pembebasan Ba'asyir dianggap sebagai pencitraan untuk pilpres.

"Jika itu benar, jelas bagi kami bahwa pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir hanya alat pencitraan untuk kepentingan Pilpres 2019," kata Suhud, saat dihubungi, Kamis 24 November 2019.

Dia menambahkan, tarik ulur soal rencana pembebasan Ba'asyir, sekali lagi memperlihatkan carut-marutnya koordinasi di internal pemerintahan Joko Widodo. Ia kembali mengkritik pernyataan Menko Polhukam Wiranto, saat menyampaikan konferensi pers.

Menurut dia, istilah yang digunakan Wiranto sangat tepat soal tak boleh grasa grusu dalam mengambil keputusan. Kata dia, pemerintah sebagai pihak yang sering gembar gembor dalam memunculkan isu hoax.

"Kasus gembar-gembor pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir menjadi produk hoax yang kesekian kalinya dikeluarkan oleh pemerintah," kata Suhud. (asp)

Baca: Mahfud MD Anggap Jokowi Keliru Percayakan soal Ba’asyir pada Yusril    

Ingin tahu apa komentar Presiden Joko Widodo terkait polemik pembebasan Abu Bakar Ba'asyir? Cek dalam video di bawah ini: