Demokrat: Pekan Kemarin, Blunder Jokowi dan Pendukungnya

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) menghadiri Harlah ke-73 Muslimat NU, doa bersama untuk keselamatan bangsa dan maulidrrasul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Elite pendukung Prabowo Subianto, menyindir sepanjang pekan lalu adalah momen blunder untuk capres petahana Joko Widodo. Momen mulai hebohnya sindiran Menkominfo soal gaji, imbauan Menpora soal dikoreksinya lagu Indonesia Raya di bioskop, sampai doa Kiai Maimun yang diralat.

Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan, pekan blunder ini ditambah ucapan Jokowi yang keras soal sindiran Indonesia bubar pada akhir pekan lalu di Semarang, Jawa Tengah.

"Pekan kemarin, blunder Jokowi dan pendukungnya. Pertama, Menkominfo soal gaji itu, Wali Kota Semarang, jangan lewat tol kalau tak dukung Jokowi. Terus, Menpora soal Indonesia Raya, dan doa yang tertukar. Itu kan, di minggu yang sama," kata Jansen dalam diskusi Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Senin 4 Februari 2019.

Jansen menyindir momen blunder ini bisa memengaruhi elektabilitas. Ia menganalisis, respons Jokowi yang keras dan berubah seperti ada kepanikan. Bagi dia, elektabilitas Prabowo Subianto mampu mengejar elektabilitas, sehingga hanya beda tipis membuat Jokowi cemas.

"Mungkin Pak Jokowi mengalami tekanan, karena panik melihat beda survei elektabilitas petahana makin tipis," jelas Jansen, yang juga juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) itu.

Baca: Video Detik-detik Menkominfo Tanyai Pegawai Kenapa Pilih Nomor 02

Kemudian, Jansen heran dengan sikap Jokowi yang cenderung aktif merespons dengan serangan. Ia tak menyangka, karena Jokowi adalah capres petahana. Dia pun menyinggung, cara Jokowi yang ofensif saat debat capres pertama.

"Sudah tidak terduga, emosi. Mungkin boleh Pak Jokowi ini the new Jokowi. Kalau the new Prabowo, kan sekarang berubah jadi halus," tutur Jansen.

Respons TKN Jokowi

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), Eriko Sotarduga membela Jokowi yang dicibir kubu Prabowo. Bagi dia, adalah kewajaran jika Jokowi merespons isu yang menyerangnya dengan fakta yang ada sekarang.

"Itu bukan panik, ada kalanya memang harus ada counter dari penyampaian su yang tak benar," kata Eriko.

Baca: Prabowo Didoakan Kiai Maimun, BPN: Jokowi Khusyuk Mengaminkan

Eriko menambahkan, sejauh ini, Jokowi juga masih unggul atas Prabowo dari segi elektabilitas di sejumlah survei. Jumlah perbedaannya pun masih dua digit. Jadi, ia tak setuju bila Jokowi dianggap panik. "Di survei, Pak Jokowi masih unggul kok. Ya, enggak ada panik itu," tuturnya. (asp)