Panen Raya di Banyumas, Tommy Soeharto Pamer Inovasi Pupuk Pertanian

Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto panen raya padi di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat, 22 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Kader utama Partai Berkarya Bambang Trihatmodjo menilai sektor pertanian Indonesia berjalan di tempat, di tengah maju dan berkembangnya sektor pertanian negara-negara tetangga, terutama Thailand. 

Hal itu menjadi salah satu alasan mendasar Partai Berkarya tampil berkiprah dan memberikan solusi. Salah satunya pupuk organik cair hipernano Bregadium.

"Kami merasa 20 tahun lebih reformasi ini sektor pertanian menjadi terabaikan. Kesejahteraan masyarakat, utamanya petani relativ turun. Sementara produk pertanian kita tak berdaya menjadi produk kelas dua di tengah serbuan produk pertanian negara lain," kata Bambang, di sela panen raya petani binaan Partai Berkarya di Desa Jambudesa, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, Jumat 22 Maret.

Panen raya itu, selain dihadiri ratusan warga, juga sejumlah kelompok tani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas dan Kebumen.

 Kesejahteraan rakyat, terutama petani, nelayan, buruh dan kalangan masyarakat kecil lainnya, menurut Bambang menjadi fokus partai yang mengusung tagline Indonesia Berkarya tersebut.

Kepedulian akan warga kelas bawah itu menjadi nilai-nilai yang diwariskan sang ayah, Presiden Soeharto.

"Banyak fakta yang kami lihat di kehidupan sehari-hari dan kesempatan bertemu untuk bersambung rasa dengan para petani, nelayan, buruh, dan kalangan masyarakat lainnya, membuat kepedulian kami bangkit. Kami merasa sudah saatnya Partai Berkarya bangkit dan memberi solusi kepada negeri," kata pimpinan kelompok bisnis Bimantara itu.     

Sebagaimana juga pernah dinyatakan Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra, Bambang menegaskan bahwa partainya berkomitmen memberi solusi dan bukti, bukan janji. Salah satu kepedulian itu adalah meningkatkan produksi pangan nasional dan kesejahteraan para petani.

Pada sisi itulah pupuk organik cair hypernano yang diberi nama Bregadium, menjadi sumbangan Partai Berkarya. Pada panen raya yang digelar di Desa Jambudesa, terbukti hasil produksi per hektare lahan garapan para petani binaan Partai Berkarya jauh di atas rata-rata produksi tanaman padi per hektare umumnya.

Jika umumnya per hektare tanaman padi menghasilkan rata-rata 7 ton, rata-rata hasil produksi petani binaan Berkarya mencapai 10,8 ton gabah per hektarenya. "Apalagi pupuk ini pun organik, jadi para petani pun sebenarnya bisa menjual hasil panennya sebagai beras organik yang tentu memiliki harga jauh lebih tinggi," kata Bambang.

Yang paling membuat para petani gembira hingga tak mampu menahan sorak sorai, adalah saat Bambang mengumumkan tawaran yang bernilai kepada mereka. "Para petani boleh mengambil pupuk ini," kata Bambang.

"Bayarnya nanti, saat panen," imbuhnya. Ia mengatakan keunggulan-keunggulan lain pupuk cair Bregadium adalah praktis dan hemat. Petani tidak perlu menggunakan alat transportasi, atau bersusah payah menggotong pupuk dalam jumlah banyak, ke persawahan.

Dua belas botol pupuk tersebut bisa menggantikan 500 kg hingga 700 kg pupuk biasa. "Keunggulan lain pupuk ini adalah ramah lingkungan, menjaga bahkan memperbaiki kesuburan tanah, serta menghemat pengeluaran petani sampai 35 persen," paparnya.

Pertanian Terpadu

Sementara itu, Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto mengatakan partainya berkomitmen memberi solusi dan bukti, bukan janji, untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Putra bungsu Presiden Soeharto itu mengatakan bukti yang diberikan Partai Berkarya adalah pupuk bregadium hypernano.

"Uji percontohan di lima titik memperlihatkan penggunaan pupuk ini menaikkan hasil panen dari tujuh ton menjadi 10,8 ton gabah per hektar," kata Tommy Soeharto di hadapan kelompok tani di Purbalingg

Jadi, kata dia, jangan lagi cari NPK tapi gunakan pupuk cair hypernano. Selain meningkatkan hasil panen, pupuk bregadium sangat praktis. Petani tidak perlu menggunakan alat transportasi, atau bersusah payah menggotong pupuk dalam jumlah banyak, ke persawahan.

"Pupuk dikemas dalam bungkus tidak terlalu besar, dan bisa dibawa dengan tangan untuk sampai sawah tujuan," ujar Tommy. "Keunggulan lain pupuk ini adalah ramah lingkungan, dan menghemat pengeluaran petani sampai 35 persen,"

Menurut Tommy, Partai Berkarya hadir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat lewat intensifikasi perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Semuanya menggunakan pupuk bregadium teknologi hypernano.

Selain Tommy Soeharto, panen raya juga dihadiri Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, Bambang Trihatmodjo dan Mayangsari, belasan calon legislatif (caleg) Partai Berkarya, dan ratusan petani dari desa-desa sekitar.

Sebelum berdialog dengan petani, Tommy Soeharto, Mbak Tutut, dan Bambang Tri memberi bantuan mesin pembajak sawah, perontok padi, dan mesin pompa air untuk membasahi tanah pertanian.

 Tidak hanya menjawab pertanyaan petani binaan, Tommy Soeharto juga menyampaikan visi Partai Berkarya dan sejumlah program.

"Kita akan bangun pertanian terpadu," katanya. "Petani tidak sekadar mengolah lahan, tapi juga beternak, agar jerami tidak dibakar tapi untuk pakan ternak.

Pertanian terpadu, masih menurut Tommy Soeharto, akan membuat Indonesia mampu mengurangi impor sapi dan menuju swasembada daging sapi. Saat ini, katanya, Indonesia mengimpor 700 ribu ekor sapi per tahun.

"Kita ingin menghadirkan 100 ribu peternak baru, yang membuat Indonesia bisa swasembada daging," kata Tommy Soeharto.

Menurut Bambang Tri, target kita seharusnya bukan lagi swasembada tapi ekspor. Ini sangat penting untuk meningkatkan devisa negara dan mengurangi utang luar negeri.

Partai Berkarya mendambakan Indonesia yang tidak tergantung utang, sebaliknya memiliki kedaulatan pangan, adil dan makmur. (ren)