TKN Ungkap Syarat Jika Demokrat dan PAN Mau Gabung ke Jokowi

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Johnny G. Plate
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Tahapan Pilpres 2019 tinggal menunggu penetapan capres dan cawapres terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meski belum selesai, namun dinamika politik terkait isu partai loncat ke kubu pemenang terus muncul.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Johnny G Plate mengatakan, pihaknya membuka pintu bila partai pendukung Prabowo Subianto ingin bergabung. Namun, kata dia, TKN tentu punya pertimbangan untuk menerima anggota baru bergabung.

"Kalau itu rahasia internal kami dengan presiden nanti. Kami akan menjawab itu dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional," kata Johnny di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Dia menekankan syarat pertimbangan tergantung dari calon anggota partai baru yang ingin bergabung. Salah satunya terkait dengan portofolio kabinet yang akan disusun. Calon anggota partai baru mesti menaruh kader yang kompeten sesuai bidangnya.

"Tergantung, apa yang diberikan. Tergantung itu, untuk portofolio kabinet kan kita ingin kabinet  ya kita sebut saja ahli ya, kompeten, yang bisa membangun koordinasi yang kuat. Itu kan sangat tergantung siapa orangnya. Kalau orangnya enggak bener ya jangan, kan begitu," jelas Johnny.

Johnny menyebut koalisinya terbuka sejak awal untuk menerima anggota baru demi kerja sama politik yang terarah. Ia tak menampik isu kemungkinan bergabungnya PAN dan Demokrat ke koalisi pendukung Jokowi.

Namun, bila bergabung karena mengincar jatah menteri maka itu tergantung keputusan Jokowi sebagai presiden.

"Kita membuka ruang kerja sama politik, apakah itu di dalam atau luar kabinet kami membangun kerja sama politik. Kalau di kabinet itu keputusan presiden, harus kita hormati. Jangan maksa-maksa presiden, jangan maksa-maksa program-programnya ke presiden," tuturnya.

Isu PAN dan Demokrat akan bergabung ke kubu Jokowi muncul belakangan ini. Padahal, KPU belum menetapkan Jokowi sebagai capres terpilih. PAN dan Demokrat merupakan dua partai pendukung Prabowo.

Munculnya isu Demokrat bergabung saat Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY beberapa waktu lalu bertemu dengan Jokowi di Istana. Begitu juga dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Kedua partai baik PAN dan Demokrat juga belum bersikap tentang dukungan usulan pembentukan panitia khusus (Pansus) Pemilu di DPR. Berbeda dengan Gerindra dan PKS yang menyatakan sikap mendukung Pansus Pemilu. (dum)