Kandidat Ketua DPR, Puan Bisa Jadi Perempuan Pertama Pimpin Parlemen

Ketua nonaktif DPP PDI-P bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD atau MD3, maka partai politik yang perolehan suaranya terbanyak secara otomatis menjadi ketua DPR.

Pada pemilu 2019 ini, PDI Perjuangan berdasarkan hitung cepat maupun real count KPU, masih memimpin di urutan pertama. Posisi ini diprediksi akan terus bertahan, hingga rekapitulasi suara final di KPU pada 22 Mei 2019.

Nama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, disebut-sebut sebagai kandidat kuat dari PDIP untuk menjabat posisi ketua DPR. Apalagi, suara Puan yang maju lagi di Pileg 2019 cukup signifikan dan masuk lagi untuk periode DPR 2019-2024.

"Saya masih fokus jadi Menko PMK sampai akhir masa jabatan, dan saat ini kita masih menunggu hasil real count suara pada tanggal 22 Mei," ujar Puan, di Istana Negara, Jakarta, Selasa 14 Mei 2019.

Ia mengaku, belum ada pembicaraan di internal PDIP terkait posisi ketua DPR itu. Namun ia tidak membantah, jika memang dimasukkan sebagai kandidat. Hanya, belum ada keputusan resmi dari partai.

Untuk suara sahnya, Puan mengatakan selasa ini KPUD Jawa Tengah akan memfinalkan perhitungan akhir. Dengan begitu, maka ia secara sah sudah masuk Senayan lagi untuk periode lima tahun mendatang, dan menunggu dilantik pada Oktober 2019.

Apakah nanti akan ditunjuk oleh PDIP sebagai ketua DPR, Puan belum mau berbicara terlalu jauh sebelum ada penetapan final dari KPU. 

Namun jika ia ditunjuk, maka Puan adalah perempuan pertama Indonesia yang akan memimpin DPR semenjak Indonesia merdeka. Seperti halnya ibunya, Megawati Soekarnoputri, yang menjadi perempuan pertama Indonesia yang menjadi Presiden RI.

"Kamu harus bangga ini kalau ada perempuan. Saya belum tahu, belum bicara sampai ke situ. Masih menunggu real count, kita tunggu saja," ujarnya. (zra)