Relawan Jokowi: Kompetisi Sudah Selesai, Tunggu Hasilnya di MK

Relawan menghadiri acara Konser Putih Bersatu dalam rangka kampanye akbar pasangan pasangan Capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'aruf Amin di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA - Ribuan relawan Jokowi melakukan aksi doa dan buka puasa bersama di Gedung Joeang 45, Jakarta, pada Rabu, 22 Mei 2019, kemarin. Organisasi relawan tersebut di antaranya, Seknas Jokowi, Projo, Bara JP, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, Joman, Almishbat, Gojo, Duta Jokowi dan ratusan organ relawan Jokowi.

Acara tersebut dihadiri Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Ketua Relawan Buruh Sahabat Jokowi Andi Gani Nena Wea.

Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Acara, Andi Gani Nena Wea, meminta kepada seluruh pendukung Jokowi untuk tetap tenang dan tidak terpancing membuat aksi tandingan di jalan-jalan. Dia yakin TNI dan Polri segera memulihkan kondisi keamanan di Tanah Air.

Andi yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengimbau seluruh pihak untuk bisa menahan diri dan mementingkan kepentingan bangsa di atas segalanya.

"Pilpres sudah selesai dan kompetisi sudah selesai. Kita menghargai niat BPN untuk menempuh jalan hukum di MK. Untuk itu kita tunggu saja hasilnya di MK," kata Andi melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 23 Mei 2019.

Andi pun mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pendukung Jokowi yang selalu menunjukkan loyalitas dan semangat juangnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan bahwa kondisi keamanan di Indonesia, khususnya Jakarta, terkendali terkait dengan unjuk rasa di sejumlah lokasi di ibu kota.

Untuk itu, Moeldoko meminta agar semua pihak menahan diri dan tetap tenang. Terkait dengan penangkapan sejumlah tokoh, Moeldoko membantah pemerintah telah bertindak otoriter.

"Ini kan awalnya soal hasil pemilu, tapi terus yang diserang polisi, asrama kepolisian, alasannya apa? Justru itu, ini sudah keluar dari format politik, bahwa format politik pesta demokrasi berakhirnya di MK, bukan di jalanan," katanya. (jhd)