Usai Pemilu, Megawati dan SBY Sudah Bertemu Beberapa Kali

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono berjabat tangan dengan Presiden kelima Megawati saat pemakaman Ani Yudhoyono.
Sumber :
  • ANTARA/Olhe

VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memuji pertemuan antara dua presiden Republik Indonesia yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, baru-baru ini.

Kehadiran Megawati yang juga Ketua Umum PDI P dengan Yudhoyono seakan menjadi momentum besar saat berada mengikuti prosesi pemakaman mendiang Istri SBY, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata.

Menurut Wasekjen PDI P Ahmad Basarah, pertemuan itu sekaligus membantah bahwa Megawati menjaga jarak dengan Ketua Umum Partai Demokrat pasca Pemilu 2004 yang lalu. Pertemuan di pemakaman Ani Yudhoyono dinilai hanya yang terekam oleh publik secara terbuka.

"Pertemuan Bu Mega dengan Pak SBY tanggal 2 Juni 2019 kemarin bukan lah pertemuan yang pertama. Sudah beberapa kali kedua tokoh bangsa tersebut bertemu dalam moment-moment penting seperti Peringatan Hari Lahirnya Pancasila di Gedung MPR tahun 2010, Penyerahan SK Presiden SBY tentang Anugrah Pahlawan Nasional kepada Bung Karno tahun 2012 dan beberapa momen lainnya," kata Basarah saat dikonfirmasi, Senin 3 Juni 2019. 

Menurut Basarah, publik banyak menyalahartikan Megawati terkait statusnya sebagai ketua umum partai politik, pimpinan lembaga negara dan Presiden ke-5 RI. Dukungan moril kepada keluarga SBY, lanjut Wakil Ketua MPR itu, menunjukkan putri Bung Karno merupakan seorang ibu dan tokoh bangsa.

Basarah mengatakan, banyak hal-hal kecil yang luput dari perhatian publik seperti Megawati kerap mengirimkan dokter dan memasak sendiri untuk dikirim pada kegiatan rapat pengurus partai. 

"Publik biasanya hanya menilai Bu Mega dalam kapasitas politik yang memang beliau sering terlihat sangat tegas. Tetapi banyak yang tidak tahu bahwa secara pribadi, Bu Mega adalah pribadi yang ramah, humanis dan pencinta tanaman," kata dia.

Di kesempatan lain, Ketua DPP PDI P Hendrawan Supratikno, menilai pertemuan Mega-SBY sekaligus momentum untuk mendinginkan situasi politik belakangan ini. Menurut dia, realitas yang terjadi kerap berbeda dengan apa yang ditangkap publik bahwa telah terjadi persilisihan.  Hubungan antara Mega dan SBY selama ini, kata dia, telah didramitisir dan lebih sebagai spekulasi politik oleh segelintir pihak. 

"Jadi ada skenario yang didesain untuk membuat panggung politik Indonesia lebih dinamis dan bergejolak. Padahal bila dicermati, kedua tokoh nasional ini memiliki banyak kesamaan pandangan, apabila sudah menyangkut ideologi dan persatuan bangsa," ucapnya.