Ditawari Gabung Koalisi Jokowi, PAN Merasa Nasdem Kegerahan

Ilustrasi Nasdem
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Partai Amanat Nasional (PAN) menyindir Nasdem sebagai salah satu partai di koalisi Jokowi. Partai pimpinan Surya Paloh itu dinilai gerah terkait isu bergabungnya eks partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan elite Nasdem seperti melompati hak prerogatif Jokowi sebagai calon kepala negara.

"Di mana ini kan hak prerogatif presiden. Tetapi yang banyak komentar itu orang yang tidak mempunyai hak prerogatif itu betul tidak? Contoh Nasdem," kata Saleh saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat 5 Juli 2019.

Saleh mengatakan sikap ambigu partai koalisi Jokowi. Di satu pihak menyatakan penolakan. Namun, di waktu berbeda justru koalisi partai Prabowo diajak komunikasi.

"Ya, kalau kita enggak mau bergabung dan enggak mau tambah penumpang lagi, ngapain ditawar-tawari," ujarnya.

Sebelumnya, penolakan mengenai bergabungnya koalisi Prabowo ke pemerintahan Jokowi dengan kursi menteri dijawab oleh elite Nasdem. Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Teuku Taufiqulhadi, menyindir rencana PAN jika ingin bergabung gerbong pemerintahan.

Sebab, yang diketahuinya sikap PAN kerap setengah hati terlihat pada lima tahun belakangan masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Usai Pilpres 2014, PAN di tengah jalan bergabung ke koalisi pemerintah dan mendapatkan satu kursi menteri. Namun, belakangan di Pilpres 2019, berseberangan pilihan dengan menjagokan pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Kita sudah ada pengalaman sebelumnya. Bagaimana misalnya partai yang tidak ikhlas bergabung. Ketika PAN bergabung, menurut saya setengah-setengah," kata Taufiq di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019