NU: Perkubuan akibat Pilpres Berakhir Setelah Pertemuan Jokowi-Prabowo

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas.
Sumber :
  • Nu.or.id

VIVA – Nahdlatul Ulama menyambut baik pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto dalam satu kesempatan di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019.

Pertemuan bersejarah itu, menurut NU, dapat dimaknai bukan hanya bersifat seremonial, melainkan lebih penting dari itu ialah kedua tokoh, Jokowi maupun Prabowo, sama-sama menunjukkan kenegarawanan masing-masing.

“Sebagai simbol kekuatan politik yang bersaing ketat dalam pilpres, bertemunya kedua tokoh tersebut juga merupakan harapan bagi makin terkonsolidasinya demokrasi di Indonesia,” kata Robikin Emhas, ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar NU, dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVAnews.

Robikin mengingatkan bahwa rangkaian Pemilu 2019 sebenarnya penting direnungkan kembali karena beberapa hal. Pertama, pemilu itu digelar di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan tingkat partisipasi pemilih 81 persen dan sengketa hasil pemilu diselesaikan secara damai melalui Mahkamah Konstitusi. Kedua, seluruh episode pemilu disusul pertemuan kedua tokoh sentralnya, Jokowi dan Prabowo.

Bagi NU, pertemuan itu juga isyarat kuat bahwa Jokowi bersedia rekonsiliasi dan merangkul Prabowo. Sementara itu, Prabowo pun secara kesatria menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden.

“Saya berharap polarisasi (perkubuan) dan segregasi (perpecahan), baik di tingkat elite maupun di akar rumput, akibat pelaksanaan kontestasi Pilpres 2019 betul-betul berakhir. Semua kembali bersatu dan bahu-membahu untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya.