Gerindra Miris Prabowo Difitnah Ketemu Jokowi Demi Jabatan

Pertemuan Jokowi-Prabowo usai Pilpres 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA - Anggota Badan Komunikasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Andre Rosiade, menilai bagus bila Presiden Jokowi mau menerima masukan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan lanjutan. Misalnya soal bagaimana program Indonesia adil makmur.

"Pertemuan lanjutan itu akan membahas seperti misalnya Pak Jokowi bertanya ke Pak Prabowo apa masukan, kita akan sampaikan ini lho program Indonesia maju, Indonesia bangkit kami untuk menuju Indonesia adil dan makmur. Kalau Pak Jokowi bisa mengadopsi, mengambil dan memasukkan program kami bagus," kata Andre di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu 17 Juli 2019.

Ia mencontohkan Prabowo dalam kampanyenya selama 100 hari akan menurunkan harga listrik dan daging kalau menang. Hal itu baik bila diadopsi Jokowi.

"Mengadopsi visi misi dan program kan tidak mengharuskan kami masuk dalam kabinet tapi dengan bertemu, berdiskusi kan ide-ide yang baik dari kami bisa kami sampaikan ke Pak Jokowi," kata Andre.

Ia menyebut sangat miris kalau ada yang memfitnah Prabowo dan Gerindra bertemu Jokowi karena iming-iming jabatan. Sebab pada 2009-2014,  Prabowo ditawari SBY masuk kabinet, tapi tidak menerima.

"2014-2019 kami ditawari oleh Pak Jokowi masuk kabinet kami tidak ambil. 2018 Pak Prabowo ditawarkan jadi wakil presidennya Pak Jokowi duduk manis, jadi wapresnya pak Jokowi, enggak perlu keluar modal, nggak diterima oleh Pak Prabowo," kata Andre.

Menurutnya, Prabowo dan Jokowi bertemu untuk kepentingan bangsa dan bernegara. Tapi Gerindra malah dituduh mendapatkan jabatan.

"Come on kami 10 tahun di oposisi. baru kami partai yang paling lama di luar pemerintah," kata Andre.