Curhat Sandiaga Uno, Detik-detik Sebelum Prabowo Temui Jokowi

Sandiaga Uno saat berbicara dalam program Indonesia Lawyer Club tvOne.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno menyampaikan bagaimana proses rekonsiliasi Prabowo dan presiden terpilih Jokowi, beberapa waktu lalu.

Sandiaga dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne, Selasa malam, 30 Juli 2019, menyampaikan bahwa sebelumnya memang selalu berkonsultasi, terkait rencana dan guna menentukan sikap dalam situasi yang terjadi. Prabowo mengatakan, bahwa akan ada pertemuan.

"Pertemuan itu memang tinggal menunggu waktu. Pak Prabowo mengatakan, kalau waktunya tidak berubah, pertemuan itu akan terjadi besok. Pak Prabowo bicara pakai bahasa inggris mengatakan 'this meeting not include you', jadi saya memang tidak dilibatkan dalam pertemuan itu," kata pria yang akrab disapa Sandi itu.

Sandi menyampaikan bahwa Prabowo sangat terbuka dan menghargai posisinya sebagai pasangan dalam pilpres. Karena itu, dia menyampaikan apresiasi kejujuran Prabowo.   

"Pak Prabowo menghargai posisi saya, dan tentunya saya menyampaikan apresiasi, dan saya sampaikan pertemuan itu pasti akan ditanggapi positif oleh masyarakat, para pendukung Pak Prabowo maupun pendukungnya Pak Jokowi, dan masyarakat secara luas," kata Sandi

Meski begitu, Sandi menyampaikan, bagi sebagian pendukung tentu hal ini sangat disesalkan. Tentu, ada juga yang percaya bahwa yang dilakukan Prabowo mementingkan bangsa dan negara.

"Yang fanatik, anggap, tentu ini, satu yang sangat disesalkan. Tetapi, saat saya temui satu persatu, mereka dapat percaya Pak Prabowo mementingkan bangsa dan negara, tiga bulan setelah 17 April, is time to move on," katanya

Menurut Sandi, agenda bangsa ini saya besar, tantangan utamanya terkait dengan ekonomi. Bahkan, menurutnya, cukup berat. Bila terpecah, tentu permasalahan ini tidak dapat dilalui dengan mudah.

"Bersatu saja kita belum tentu bisa melalui gelombang yang sangat berat ini, apalagi terpecah belah," katanya.

Sandi menyampaikan pandangan pribadinya tentang apa yang diinginkan masyarakat. Elit politik juga diharapkan dapat memberikan masukan yang kritis, serta konsultif.  

"Alangkah bermatabatnya yang diberikan oleh yang belum terpilin, yang  terpilih peran membentuk kabinet, yang belum terpilih hemat kami, dan masukan pendukung Pak Prabowo menempatkan diri di luar pemerintah,  untuk memberikan koreski yang positif, konsultif, dan juga bersahabat, dan ini sangat bermartabat," katanya.

Menurut Sandi, putusan terkait itu ada pada Prabowo dan Partai Gerindra, juga partai-partai yang telah memberikan mandat kepada Prabowo-Sandiaga. Konsistensi perlu dipertahankan, karena ada 68 juta orang lebih telah menjatuhkan pilihan kepada Prabowo dan Sandi pada Pilpres 17 April 2019.

"Ini keputusan masing partai, saya pribadi memiliki suatu pandangan, selain rekonsiliasi tapi juga konsistensi, karena ada 68 juta lebih rakyat Indonesia menjatuhkan pilihan kepada Prabowo-Sandi, ingin satu perubahan khusus penangan lapangan kerja yag bisa lebih dibuka, keberpihakan kepada pengusuha UMKM, harga-harga bahan pokok yang lebih stabil terjangkau. Bagaimana harga listrik bisa diturunkan, negeri ini sangat kaya raya, energi berlimpah, kenapa listrik ini sangat membebani, terutama kepada masyarakat yang di kolompok menegah ke bawah," katanya.

Sandi menegaskan, pemikiran dan gagasan yang diperjuangkan sebelumnya oleh Prabowo-Sandi perlu terus dikawal. Butuh ada kelompok yang mengingatkan .

"Karena, kalau semuanya ada di pemerintahan, nanti siapa yang bisa bicara mewakili apa yang menjadi harapan rakyat," katanya.