Majelis Etik Panggil Darul Siska, Lalu Mara: Teror Psikologis ke Kader

Wasekjen Golkar periode 2009-2014 dan 2014-2015, Lalu Mara Satriawangsa.
Sumber :
  • Ist

VIVA – Surat terbuka yang dibuat politikus senior Golkar Darul Siska terhadap Akbar Tanjung dan Agung Laksono berbuntut panjang. Majelis Etik Golkar merespons akan memanggil Darul. Namun, cara Majelis Etik dikritik karena dinilai tak tepat.

"Karena apa yang dilakukan Darul Siska dengan menulis surat terbuka itu adalah hal yang biasa di alam demokrasi," kata eks Wakil Sekjen Golkar periode 2009-2014 dan 2014-2015, Lalu Mara Satriawangsa, dalam keterangannya, Selasa, 6 Agustus 2019.

Dia menyampaikan surat terbuka Darul yang berharap Agung dan Akbar aktif mendorong persiapan Musyawarah Nasional atau Munas tak ada masalah. Sebab, yang disampaikan Darul sesuai dengan AD/ART Partai Golkar.

"Lain halnya bila Darul Siska berkirim surat ke Pak Akbar dan Pak Agung sifatnya tertutup dan rahasia, dan surat tersebut disebar secara sengaja untuk kepentingan tertentu. Itu baru tidak etis," jelasnya.

Lalu menilai surat terbuka Darul juga tak ada kalimat yang menodai Partai Golkar serta individu. Kata dia, surat tersebut hanya harapan junior kepada senior dalam pengelolaan organisasi.

"Justru saya melihat surat majelis etik yang ditujukan kepada Darul Siska yang menyebar di berbagai grup WA itu yang bermasalah secara etika. Pemanggilan kan sifatnya tertutup, rahasia," tuturnya.

Dia mengingatkan Golkar merupakan partai demokratis yang mengedepanan ide. Maka itu, heran bila hanya dengan surat terbuka langsung diproses dalam sidang etik. Ia berharap pemanggilan majelis etik terhadap Darul dibatalkan dan tak perlu dilanjutkan.

"Masak membuat surat terbuka saja langsung dipanggil oleh majelis etik. Ini bisa disebut teror psikologis kepada kader," sebutnya.

Sebelumnya, Darul Siska membuat surat terbuka untuk Akbar Tandjung dan Agung Laksono. Kedua tokoh ini diminta kritis dengan mendorong DPP Golkar agar segera menggelar Rapat Pleno persiapan munas.

"Bapak Akbar sebagai Wakil Ketua Dewan Kehormatan dan Bapak Agung selaku Ketua Dewan Pakar mungkin lebih baik mengingatkan, mengimbau, mendorong DPP untuk melaksanakan rapat pleno, lebih cepat lebih baik," kata Darul dalam keterangannya, Sabtu 3 Agustus 2019.

Darul menyampaikan hal ini karena Golkar sejak Pileg 2019 belum kembali menggelar rapat pleno. Proses tahapan ini padahal diatur dalam AD/ART Partai.

Terkait pemanggilan Darul, beredar di pesan aplikasi WhatsApp, majelis etik mengeluarkan surat per 5 Agustus 2019. Surat itu meminta klarifikasi Darul terkait surat terbuka ke Akbar dan Agung Laksono. Surat pemanggilan ini ditandatangani Ketua Majelis Etik Golkar Mohammad Hatta dan Sekretaris Majelis Etik, Rully Chairul Azwar. (ren)