Megawati Ingatkan Keterbelahan Masyarakat Gara-gara Pemilu 2019 

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wapres Jusuf Kalla, Cawapres Terpilih Maruf Amin, dan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Kongres V PDIP di Bali.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Ketua Umum PDI Perjuangan sudah mulai membayangkan Pilkada serentak tahun depan. Saat berpidato pada forum Kongres V PDI Perjuangan, di hadapan ribuan kader, Megawati meminta agar struktur partainya tetap bekerja dan militan.

"Ingat, tahun depan kita sudah memasuki kembali agenda pemilihan umum (Pilkada serentak 2020)," kata dia di arena Kongres PDI Perjuangan, Sanur, Bali 8 Agustus 2019.

Megawati lalu menjabarkan lebih dari 200 daerah yang akan melaksanakan pesta demokrasi. Secara rinci, ia menyebut 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 setingkat Kota. Total ada 270.

"Banyak lho," tuturnya.

Namun dalam penjelasannya itu, Megawati memberi penekanan, bahwa ideologi yang dianut di Indonesia adalah Pancasila. Sementara Pancasila tak terpisahkan dari demokrasi, menuju masyarakat mencapai keadilan dan kemakmuran.

Dari pernyatannya, Megawati mengingatkan, bahaya saling menghujat dan keterbelahan antarelite dan masyarakat gara-gara beda pilihan politik. 

"Bayangkan jika fenomena disintegrasi di Pemilu 2019 justru menguat di Pilkada serentak 2020 dan kemudian menjadi air, air bah yang tak terbendung. Apa yang akan terjadi dengan Indonesia. Harus kita renungkan bersama," kata dia.

"Kalau keutuhan bangsa berantakan karena pemilihan umum. Kalau tenaga bangsa remuk redam karena pemilihan umum. Maka sebenarnya dengan pemikiran jernih, sesungguhnya demokrasi itu telah dilumpuhkan," ujar Mega menegaskan.