Pemerintah Suriname Tertarik dengan Pencak Silat dan Bulu Tangkis

Delegasi Parlemen Indonesia bertemu dengan Menteri Olahraga Suriname
Sumber :
  • DPR

Olahraga bela diri pencak silat diminta oleh Pemerintah Suriname agar dikembangkan di negara mereka. Selain untuk prestasi, pencak silat juga diminta untuk dikembangkan sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Suriname. Mendikbud Suriname lebih lanjut menjelaskan bahwa ekstrakurikuler pencak silat akan dijadikan sebagai alat untuk memperkuat karakter anak-anak.  

''Hari ini, Rombongan Delegasi DPR ketemu dengan Menpora, Mendikbud, dan Menlu Suriname. Khusus Menteri Olahraga, beliau minta (dikirim) pelatih pencak silat untuk kegiatan ekstrakulikuker,'' kata Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto di Ibu Kota Suriname, Paramaribo, Suriname, Selasa (20/8). 

Potensi Indonesia yang merupakan penguasa dunia bulu tangkis (badminton) juga membuat Menteri Olahraga Suriname terkesan. Dia pun meminta agar dikirimikan para pelatih bulu tangkis. ''Selain itu, mereka juga minta pelatih badminton. Karena di benua Amerika ini kan ada pekan American Games, seperti Asian Games di kita dan cabang badminton dimasukkan ke dalam cabang yang dipertandingkan. Itulah kenapa mereka minta pelatih untuk kedua hal itu,'' ujar Utut.

Menurut Utut, Indonesia harus bisa mengabulkan permintaan ini. Selain untuk memperkuat hubungan kedua bangsa, tambah Utut, ini juga makin menunjukkan kiprah Indonesia yang menguasai olahraga yang makin mendunia. ''Yaitu pencak silat dan tentu saja badminton.''

Secara khusus, Utut juga melakukan pertemuan dengan Mendikbud Suriname. Dalam pertemuan itu, Mendikbud meminta agar Indonesia memperbanyak penerima darmasiswa. Darmasiswa adalah beasiswa yang diberikan kepada pelajar asing yang negaranya memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia dan untuk mempelajari bahasa, seni, dan budaya.

''Untuk Mendikbud ada keinginan meminta diperbanyaknya darmasiswa, pertukaran antara siswa dari Suriname, juga orang Indonesia ke sini (Suriname). Itu tentu akan kita teruskan ke Pak Menteri Kebudayaan. Yang jelas, dari kita bertemu dengan lima tokoh besar di sini,'' lebih lanjut kata Utut. 

Pada kesempatan itu, Mendikbud Suriname juga menyatakan kekagumannya dengan pendidikan Indonesia. Pasalnya, dengan jumlah manusia yang hampir 520 kali lipat lebih banyak dari Suriname, Indonesia berhasil mendidik bangsa. 

“Kita jauh lebih baik dibandingkan dengan yang dahulu. Jadi rasanya juga ada konektivitas. Selain pendekatan kultur, karena kan 15% penduduknya adalah keturunan Jawa, tetapi juga ada konektivitas di lifestyle, gaya hidup. Ini yang kemungkinan bisa kita tindak lanjuti lebih konkret,'' jelas Utut. Utut menjelaskan bahwa Indonesia dan Suriname mempunyai ikatan batin yang kuat. Problem utamanya adalah jarak yang begitu jauh yang memisahkan dua negara. 

''Dan kebetulan juga penduduknya yang relatif sedikit, sehingga kita menganggap untuk bisnis ini bukan pasar yang potensial. Tetapi kalau menurut hemat saya, di sini peluang untuk investasi. Peluang untuk mengembangkan usaha masih sangat terbuka  lebar. Bayangkan dengan jumlah penduduk yang kurang dari 600 ribu jiwa, luas wilayahnya sama dengan Pulau Jawa, bahkan hutannya masih 97%. Jadi ini salah satu yang sebetulnya potensi yang dahsyat kalau kita bisa manfaatkan dalam hal positif,'' urai Utut lagi.