Partai Demokrat Sindir LRT Rawamangun - Gading: Sepi Banget

Kereta api ringan atau light rail transit (LRT) diuji coba dengan operasi terbatas di Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta,
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melihat pembangunan moda transportasi LRT atau light rail transit sebagai proyek gagal. Soalnya, LRT Jakarta Fase I rute Rawamangun-Kelapa Gading sepi peminat.

"Beberapa hari ini aku sering ke Kelapa Gading. Baru tahu LRT menuju Rawamangun sepi banget ternyata. Menurutku sih, ini proyek gagal dan salah lokasi," kata Jansen lewat Twitter yang dikutip pada Senin, 17 Februari 2020.

Jansen mempertanyakan proyek LRT Ramawangun-Gading ini ide siapa, dan apakah dulu sebelum mengerjakan proyek tidak dilakukan survei terlebih dahulu. Sebab, ini bukan jalur pekerja gemuk dan orang Kelapa Gading juga malas naik LRT karena termasuk golongan orang kaya.

"LRT Gading-Rawamangun ini ide siapa ya? Jaraknya kan pendek sekali itu, naik ojek aja ujung ke ujung 10 menit sampai. Dan ini juga bukan jalur pekerja dan macet," ujarnya.

Padahal, kata dia, untuk membangun proyek LRT Rawamangun-Kelapa Gading ini menghabiskan biaya Rp5,8 triliun. Menurut dia, LRT ini mercusuar tapi gegabah dan mubazir. Karena, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta habis berapa tiap tahun untuk mensubsidinya.

"Saya jadi ingat beberapa waktu lalu bang @msaid_didu bicara 'infrastruktur trap'. Jangankan balik modal, membiayai operasional harian aja dari penumpang yng naik tidak mampu. Jadi harus terus disubsidi. Jujur kereta api bandara yang habis 5 T aku belum pernah naik. Jangan-jangan itu juga sepi, dan lain-lain," tuturnya.

Diketahui, LRT Jakarta Fase I yaitu rute Rawamangun-Kelapa Gading memiliki panjang rute 5,8km, dengan enam stasiun pemberhentian, yakni Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan  Velodrome. Jam operasional LRT Jakarta sendiri mulai pukul 05.30 sampai dengan 23.00 WIB.