CEK FAKTA: Prabowo Klaim Maskapai Garuda Kini Morat-marit

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengritik kondisi Badan-badan Usaha Milik Negara yang saat ini dianggap morat-marit. Dia pun mengambil contoh maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, yang dianggap kalah oleh swasta.

Demikian menurut Prabowo dalam Debat Pilpres Putaran Kelima di Hotel Sultan Sabtu malam, 13 April 2019. Debat putaran final bagi capres dan cawapres ini mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan, Investasi, serta Perdagangan dan Industri.  

Menurutnya, seharusnya BUMN merupakan kebanggaan nasional dan menjadi perusahaan kelas dunia, namun dianggap masa depannya suram. Dia pun mengambil contoh maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang seharusnya bisa maju tetapi kondisinya dianggap morat marit dan kalah oleh swasta.

“Kenapa di saat swasta lebih hebat dari pada Garuda padahal ini air space itu adalah aset bangsa kita,” kata Prabowo. “ Ekonomi ini dinikmati oleh orang lain. Flag carrier kita, kebanggaan kita, Garuda, kita lahirkan dalam perjuangan kita, kok kita biarkan morat marit seperti sekarang,” lanjut dia. Saat berkampanye beberapa waktu lalu pun dia menyebutkan satu per satu BUMN mengalami kebangkrutan, salah satunya Garuda.

Bagaimana faktanya?

Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, seperti diberitakan VIVA 15 Januari lalu, mengakui bahwa Garuda Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan bisnis dan mengalami kerugian.

Namun dia menegaskan bahwa Garuda masih tetap beroperasi dan tidak sampai bangkrut.   

Dijelaskan Ari, pada 2017 Garuda mengalami kerugian mencapai US$237 juta atau sekitar Rp3,6 triliun. Sedangkan, hingga September 2018, kerugian Garuda sudah berkurang menjadi US$142 juta.

Ia pun menegaskan bahwa Garuda Indonesia sebagai perusahaan terbuka selalu melaporkan kinerja keuangannya. Hanya memang, ia mengakui, pihaknya masih mengalami kerugian.

"Garuda ini listed company (perusahaan terbuka), setiap tiga bulan kita cantumkan kerugian berapa," kata Ari.