Pertama Kali Dalam Puluhan Tahun, Wanita Iran Boleh Nonton Sepakbola

3500 Wanita menonton pertandingan sepakbola di Teheran - AFP
Sumber :
  • bbc

Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, para perempuan Iran bisa menyaksikan langsung pertandingan sepak bola di stadion.

Hal ini terjadi pada Kamis (10/10), ketika lebih dari 3.500 perempuan membeli tiket laga kualifikasi Piala Dunia antara tim nasional Iran dan Kamboja di Stadion Azadi yang berkapasitas sekitar 78.000 orang.

Sejak Revolusi Islam 1979, kaum perempuan dilarang memasuki stadion saat pesepak bola pria sedang bermain.

Perubahan ini terjadi sebulan setelah kematian seorang perempuan yang membakar diri karena dilarang menonton pertandingan sepak bola.

Lembaga Amnesty International menyebut langkah pemerintah Iran sebagai "aksi pencitraan sinis" mengingat hanya ada "segelintir tiket" yang dijual untuk para penonton perempuan.

Organisasi pemantau hak asasi manusia itu meminta semua pembatasan terkait penonton perempuan dicabut.

Pada pertandingan antara timnas Iran dan Kamboja, tiket untuk perempuan dilaporkan terjual habis dalam hitungan menit. Di dalam stadion, mereka diberikan akses ke bagian khusus.

Foto-foto dari dalam stadion menunjukkan para penonton perempuan mengibar-ngibarkan bendera Iran dengan semangat dan menyoraki timnas. Mereka sangat gembira menyaksikan Iran memenangkan pertandingan 14-0.

"Kami bersenang-senang selama tiga jam. Kami semua tertawa, beberapa dari kami menangis karena kami sangat bahagia," kata seorang perempuan Iran di Twitter.

"Kami mendapatkan pengalaman ini sangat terlambat dalam hidup kami, tapi saya turut bahagia untuk gadis-gadis muda datang ke stadion hari ini."


- AFP

Perempuan sebelumnya dibolehkan masuk ke Stadion Azadi untuk menonton siaran pertandingan timnas melawan Spanyol pada Piala Dunia 2018. Tapi hari Kamis adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade mereka diizinkan menonton pertandingan secara langsung di stadion.

Masalah diskriminasi gender dalam sepak bola Iran menjadi perhatian dunia bulan lalu ketika perempuan bernama Sahar Khodayari membakar dirinya di luar pengadilan saat menunggu persidangan.

Dia ditangkap setelah mencoba menyaksikan pertandingan sepak bola dengan menyamar sebagai seorang pria. Perempuan berusia 29 tahun meninggal seminggu kemudian.

FIFA merespons dengan meningkatkan tekanan pada Teheran untuk memenuhi komitmennya untuk mengizinkan perempuan menghadiri laga kualifikasi Piala Dunia.

Badan sepak bola dunia itu mengatakan pekan ini bahwa mereka akan "berdiri teguh" dalam memastikan perempuan mendapat akses ke semua pertandingan sepak bola di Iran.

"Ini bukan hanya tentang satu pertandingan. Kami tidak akan mengalihkan pandangan dari hal ini," kata kepala pendidikan FIFA dan tanggung jawab sosial, Joyce Cook, kepada BBC Sport.

"Kami teguh dan berkomitmen bahwa semua penggemar sepak bola, termasuk perempuan, sama-sama berhak untuk menghadiri pertandingan."

Tahun lalu, Arab Saudi untuk pertama kalinya mengizinkan perempuan untuk menghadiri pertandingan sepak bola sebagai bagian dari pelonggaran aturan ketat tentang pemisahan gender oleh negara Muslim ultra-konservatif tersebut.