Ricuh PSIM Yogyakarta vs Persis Solo, Polisi Amankan Puluhan Orang

Humas Polda DIY Yuliyanto didampingi Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini dan Kasatreskirm Polresta Yogyakarta Kompol Sutikno dalam keterangan pers di Polresta, Selasa (22/10/2019). (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Kepolisian Resort Kota Yogyakarta menangkap sebanyak 51 orang remaja pasca kericuhan laga PSIM Yogyakarta kontra Persis Solo di Stadion Mandala Krida Senin (21/10/2019 petang.

Tiga orang diantaranya telah ditetapkan statusnya sebagai tersangka yakni NC (18), FR (16), dan HKC (15).

Akibat perbuatannya, ketiganya disangkakan melakukan tindak pidana kekerasan terhadap orang atau barang secara bersama-sama dimuka umum sesuai dalam pasal 170 ayat 1 KUHP. 

Ketiganya menjadi tersangka lantaran terindikasi sebagai pelaku utama yang melakukan perusakan kendaraan milik kepolisian. Dalam ricuh itu sejumlah unit mobil dinas Polresta Yogyakarta dirusak dan dibakar.

Humas Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengatakan, langkah hukum akan terus berjalan pada pelaku kericuhan. Terlebih saat ini telah masuk tahap penyidikan kepada ketiga tersangka Khusus untuk FR dan HKC pemeriksaan tetap mengusung Undang Undang Perlindungan Anak.

"Sebelum pertandingan sudah diamankan 18 orang yang sudah terindikasi akan membuat kericuhan. Sementara 30 lainnya kami amankan usai pertandingan. Ditambah tiga tersangka yang terbukti melakukan perusakan," kata Yuliyanto didampingi Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini dan Kasatreskirm Polresta Yogyakarta Kompol Sutikno dalam keterangan pers di Polresta, Selasa (22/10/2019).

Dalam ricuh itu awalnya tiga puluh oknum suporter diamankan di kawasan Wirobrajan. Berawal dari upaya penyekatan oleh kepolisian. Tujuannya untuk mengantisipasi kericuhan selama perjalanan pulang. Tindakan diambil karena rombongan tersebut cenderung melawan perintah polisi.

"Rombongan itu kami arahkan melalui jalur yang tidak berpotensi ricuh saat pulang. Tapi mereka malah melawan, sehingga seluruhnya diamankan ke markas Polresta Yogyakarta bersama 17 kendaraan roda dua," paparnya.

Upaya preventif mengantisipasi ricuh sebenarnya telah berlangsung sebelum pertandingan dimulai. Tercatat ada tujuh molotov yang diamankan di sekitar Stadion Mandala Krida. Berdekatan dengan lokasi molotov ada rombongan suporter sebanyak 18 orang.

Rombongan ini kemudian turut ditangkap polisi. Lalu penyisiran berlanjut pada malam harinya. Polisi kembali menemukan dua belas botol molotov di sekitar luar pagar Stadion Mandala Krida. Botol kaca ukuran 600 mililiter tersebut berisikan bahan bakar minyak (bbm) berwarna biru yang diduga bbm jenis pertalite dan pertamax.

"Jadi yang duabelas molotov ini ditemukan setelah olah TKP. Kami sisir ulang dan ditemukan di luar pagar stadion. Untuk pemiliknya belum tahu, tapi akan kami pelajari dan analisis dari rekaman CCTV dan keterangan saksi," jelas Yuliyanto.

Bersamaan dengan diamankannya suporter, polisi turut menyita 37 telepon genggam. Selanjutnya akan dilacak jalur komunikasi dari masing-masing pemilik gawai. Tujuannya untuk mengetahui dan mencari pola komunikasi sebelum dan sesudah kericuhan. Pelacakan komunikasi juga untuk mengetahui afiliasi kelompok.

Hasil sementara dari penyelidikan beberapa orang pelaku memang masuk dalam kelompok suporter PSIM. Walau begitu belum diketahui secara jelas detail asal kelompok suporter.

"Sedang kami dalami afiliasi ke kelompok mana. Yang pasti mereka memang suporter dari PSIM. Sementara ini untuk 48 remaja kami amankan 24 jam. Kalau untuk tiga tersangka bisa lebih lama untuk keperluan penyidikan," ujarnya.

Soal dampak kericuhan, Yuli belum merincinya. Data sementara menyebutkan dua kendaraan patroli polisi roda empat rusak parah. Adapula dua kendaraan roda dua yang turut dirusak massa. Jajarannya tengah mendata kerusakan unit kendaraan lainnya. Kericuhan itu terjadi pada laga pertandingan PSIM Yogyakarta vs Persis Solo. (*)