Edy Rahmayadi Mundur, Desakan Erick Thohir Jadi Ketum PSSI Makin Besar

Erick Thohir
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA –  Banyak yang berharap Erick Thohir menggantikan posisi Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI. Perjalanan sukses Erick dalam mengelola olahraga, baik di Indonesia maupun di beberapa klub olahraga mancanegara, memunculkan opini di kalangan peserta Kongres Tahunan PSSI dan juga warganet bahwa pria yang menjabat Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ini punya kapasitas menjadi Ketua Umum PSSI.

Terkait hal ini, Erick mengaku belum tertarik menjadi Ketum PSSI. Dia lebih siap menjadi operator kompetisi yang saat ini dipegang oleh PT Liga Indonesia Baru. Namun, melihat perkembangan terkini, desakan agar mantan Presiden  Inter Milan itu untuk menjadi komandan PSSI semakin besar.

Salah satu desakan muncul dari Presiden Pro Duta FC, Sihar Sitorus. Dalam perbincangan beberapa waktu lalu, Sihar menyebut Erick sebagai sosok yang tepat untuk mengelola persepakbolaan Indonesia ke depan. "Setuju dong (dengan figur Erick Thohir). Dia punya semua yang dibutuhkan,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI itu.

Keinginan yang sama juga datang dari klub Semen Padang. Menurut Manajer Semen Padang, Win Benardino, sosok Erick yang sudah malang melintang di sepak bola dunia akan membawa banyak manfaat bagi sepak bola Indonesia. "Jika Erick memimpin PSSI, maka pembenahan liga sepakbola nasional yang menjadi kunci prestasi sepakbola di Asia akan terjadi," ucapnya dalam rilis yang diterima VIVA.

Suara paling kencang yang mendorong nama Erick untuk maju menjadi ketua umum PSSI pengganti Edy datang dari media sosial. Di laman Twitter, warganet berharap sosok seperti Erick mampu mengubah kultur sepak bola Indonesia menjadi lebih profesional. "Saya lebih suka kalau Erick Thohir yang nerusin PSSI," ujar salah satu warganet, Sigit Purnomo. 

Keinginan Erick untuk membenahi sepakbola, terutama liga profesional tersebut mendapat tanggapan positif dari dunia sepakbola nasional. Terlebih dengan track record  pernah menjabat sebagai presiden klub Inter Milan selama lima tahun, dan terakhir, baru saja masuk dalam jajaran direksi klub sepakbola di liga 2 Inggris, Oxford United, Erick punya pengalaman lebih dari cukup.

“Melihat kapasitas Erick, terlebih dengan kesuksesan di Asian Games lalu, serta rekam jejaknya di olahraga nasional, termasuk dalam mengelola basket, saya menilai, Erick punya kemampuan mengelola sepakbola nasional. Erick harus melakukan lebih dari sekadar mengelola  liga atau kompetisinya saja,” ucap mantan pemain nasional era 1990-an, Widodo Cahyono Putro.

Pelatih baru Persita Tangerang ini menambahkan, dalam mengelola liga atau kompetisi sepakbola tak hanya unsur bisnis yang menjadi perhatian. “Tapi yang terpenting, perangkat atau infrastruktur dalam liga itu sendiri. Mulai dari wasit, pelaksana pertandingan, kualitas stadion, dan lain-lain. Erick harus punya tim yang kuat agar semua perangkat liga mendukung profesionalisme kompetisi,” kata Widodo.

Hal senada juga diungkapkan mantan pemain Persija Jakarta, Leo Saputra. Ia berharap, Erick tak hanya mengelola liga secara bisnis, tapi juga bisa membenahi karut marut kompetisi sepakbola nasional yang integritas dan profesionalismenya tidak kunjung membaik.

“Semua sudah tahu bagaimana kondisi liga sepakbola kita. Tak heran, kualitas timnas senior kita tidak pernah berprestasi tinggi karena buah dari kompetisi yang karut marut. Siapapun, jika ingin mengelola kompetisi liga sepakbola nasional, maka ia harus bisa membereskan hal-hal yang negatif, seperti usaha mengatur pertandingan, kualitas wasit dan perangkatnya, dan banyak hal. Dan hal itu hanya bisa dilakukan jika menjadi ketua umum PSSI,” kata Leo, yang kini tercatat sebagai pemain Persita Tangerang.