PSSI Ngotot Tambah Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Siapa Jadi Korban?

Stadion Utama Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

VIVA – Indonesia bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Nantinya akan ada enam stadion yang dipilih sebagai lokasi gelaran dua tahunan tersebut.

Dalam proposal awalnya, PSSI mengajukan 10 stadion kepada FIFA. Nantinya, tinggal bagaimana otoritas sepakbola dunia itu melihat kesiapan lalu memutuskan yang terpilih.

Namun, setelah Mochamad Iriawan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2019-2023, ada beberapa perubahan. Salah satunya penambahan Stadion Utama Riau sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia U-20.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu memastikan bakal berkirim surat secara resmi kepada FIFA untuk penambahan ini. Alasan kengototannya itu, karena ada rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Riau.

Iwan memang serius dalam urusan pengajuan Stadion Utama Riau. Karena sebelumnya dia sudah melakukan tinjauan langsung ke sana untuk mengecek kelayakan.

"Tidak dipaksakan, kami cuma mengakomodir usulan Pemprov Riau yang berkirim surat kepada kami. Jadi tidak ada salahnya Riau kami lihat," ujar Iwan saat ditemui di Kantor Kemenpora, kemarin.

"Kalau Pekanbaru, secara penampilan bisa masuk kategori. Tapi, kita juga perlu lapangan latihan. Dan apakah bisa Pemprov melakukan renovasi," imbuh pria berpangkat Komisaris Jenderal Polisi itu.

Jika Iwan tetap ngotot utuk menjadikan Stadion Utama Riau sebagai tuan rumah, bakal ada kandidat lain yang tercoret, setidaknya dua sekaligus. Karena dalam persyaratannya, FIFA menekankannya pentingnya setiap dua stadion memiliki jarak tempuh maksimal satu jam perjalanan, baik darat atau udara.

Nantinya dalam satu grup, akan ada dua stadion yang digunakan. Hal ini merujuk kepada sistem pertandingan Piala Dunia U-20 2019 di Polandia yang menggunakan enam stadion sebagai lokasi perhelatan.

Jika merujuk kepada enam stadion yang sempat digadang-gadang menjadi rekomendasi utama. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta berpasangan dengan Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor.

Kemudian ada Stadion Manahan, Solo yang diduetkan dengan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Sedangkan yang terakhir, Stadion Utama Gelora Bung Tomo, Surabaya dengan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Untuk Stadion Utama Riau, tentu harus dicari pendampingnya juga di Pulau Sumatera. Saat peresmian Stadion Manahan, Solo usai direnovasi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono memberi sinyal positif.

Dia mengaku mendapat rekomendasi dari Iwan untuk melakukan renovasi di Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Dari sana bisa disimpulkan, upaya untuk menjadikan Stadion Utama Riau sebagai tuan rumah terus ditempuh.

"Kami fokus utamanya untuk stadion calon tuan rumah, yang enam itu ya. Ditambah satu, Jakabaring Palembang. Ini sesuai yang dikatakan pak Ketua Umum PSSI," tutur Basuki, dikutip dari Vivanews.

Merujuk enam stadion yang awalnya digadang-gadang, Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak mungkin dicoret, karena bagian dari simbol kemegahan Indonesia. Stadion Pakansari tentu akan jadi pendamping yang pas.

Begitu pula Stadion Manahan yang pada peresmiannya dihadiri langsung Presiden Republik Indoensia, Joko Widodo. Berikutnya tinggal dipilih, apakah Stadion Mandala Krida atau Stadion Gelora Bung Tomo yang jadi pendampingnya.

Lantas bagaimana dengan nasib Stadion Kapten I Wayan Dipta? Beberapa hari lalu sempat beredar kabar mereka mundur dari pencalonan. Alasannya, karena ketiadaan lapangan latihan sebagai fasilitas penunjang seperti yang disyaratkan FIFA.