Kala Kiper Persija Diminta Main Mirip Alisson Becker di Garuda Select

Kiper Garuda Select, Risky Sudirman (kanan) bersama Bramdani
Sumber :
  • VIVA/Satria Permana

VIVA – Gaya main seorang kiper kini semakin berkembang. Kiper tak lagi harus sekedar menunggu di bawah mistar gawang, membendung sepakan, dan melakukan penyelamatan. Mereka kini juga diminta terlibat dalam permainan pula.

Sweeper-keeper, gaya yang kian menjamur di sepakbola modern. Para kiper di Indonesia, mau tak mau harus menerima perkembangan tersebut.

Di Garuda Select, kiper-kiper mulai ditempa untuk bermain lebih modern. Adanya perubahan yang drastis dalam urusan gaya main, membuat mereka harus lebih terlibat dalam urusan penyusunan permainan dari lini belakang.

Risky Sudirman, salah satu kiper Garuda Select, merasakan betul bagaimana pola kepelatihan yang dijalaninya. Bagi Risky, di Garuda Select, materi latihan untuk kiper lebih detail.

Kiper tak cuma dituntut hanya sebagai jenderal dalam lini pertahanan atau tembok semata. Disebutkan Risky, kiper di Garuda Select juga harus pintar dalam melihat peluang.

"Jadi, harus cepat pindahkan bolanya. Kami harus pintar kapan harus kuasai bola, mengumpannya, dan tak banyak berlatih dalam metode klasik," ujar Risky saat ditemui di Aston University, Birmingham, Inggris.

"Pelatih terus memberi masukan, ke mana saja bola harus bergeser. Itu diterapkan di pertandingan," lanjutnya.

Gaya kiper modern sejatinya sudah semakin luas. Banyak kiper papan atas yang sudah bertransformasi sebagai sweeper-keeper.

Dimulai dari sang perintis, Manuel Neuer (Bayern Munich), berlanjut ke generasi selanjutnya Alisson Becker (Liverpool) hingga Ederson Moraes (Manchester City).

"Komunikasi juga jadi masalah penting yang harus ditekankan dengan para pemain bertahan. Saya dan kiper lainnya juga sering berkomunikasi, berdiskusi, dan bercanda di luar lapangan, demi memperbaiki kekurangan satu sama lain," terang Risky.