Konflik PSG-Neymar Makin Runyam, Ayah Sang Bintang Ikut-ikutan

Penyerang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar
Sumber :
  • Fox Sports

VIVA – Pernyataan Paris Saint-Germain (PSG) yang akan mengambil tindakan tegas terkait mangkirnya Neymar dalam sesi latihan perdana tim, mendapat reaksi keras dari ayah sang megabintang, Neymar Sr. Ayah Neymar membeberkan alasan mengapa penyerang 27 tahun bolos latihan.

Dalam berita sebelumnya, Neymar dilaporkan mangkir latihan di hari perdana sesi latihan tim jelang pertandingan pramusim melawan Dynamo Dresden, 16 Juli 2019. Ulah Neymar ini langsung dikaitkan dengan pernyataan Neymar sebelumnya, yang dengan tegas menyebut sudah tak mau lagi bermain bersama PSG dan ingin kembali ke Barcelona.

Akibat ulahnya bolos latihan, manajemen PSG pun murka. Lewat situs resminya, manajemen Les Parisiens menyatakan bahwa Neymar sama sekali tak mendapatkan izin dari klub untuk tak melakoni sesi latihan. Tak cuma itu, PSG juga mengancam akan mengambil tindakan tegas terkait kelakuan negatif Neymar.

Konflik ini semakin runyam. Sebab, Neymar Sr mengatakan bahwa PSG sebenarnya sudah mengetahui alasan sang putra urung mengikuti sesi latihan hari perdana. Dengan tegas Neymar Sr menyatakan bahwa situasi ini bukanlah sebuah drama dan PSG sudah mengetahui alasan Neymar sejak satu tahun silam.

Neymar Sr menjelaskan bahwa sang putra tengah melakukan tugas amal bersama sebuah organisasi yang didukungnya. Oleh sebab itu, Neymar baru akan kembali berlatih bersama PSG pada 15 Juli 2019, atau satu hari sebelum laga perdana pramusim melawan Dresden di Rudolf-Harbig-Stadion.

"Alasan (Neymar mangkir latihan) sudah diketahui dan telah dijadwalkan lebih dari satu tahun. Dia (Neymar) bekerja dengan badan amal yang kami dukung dan itu tidak bisa diubah. Jadi, dia akan kembali pada 15 Juli (2019). Tidak ada drama. PSG sudah diinformasikan," kata Neymar Sr dikutip Calciomercato.

Meski demikian, Neymar sepertinya bakal mendapatkan sanksi langsung dari manajemen PSG. Setelah sebelumnya ia dijatuhi sanksi larangan tampil dalam tiga pertandingan dari UEFA, dan hukuman yang sama dari otoritas sepakbola Prancis.