Pramusim yang Kejam, Banyak Pemain Bertumbangan

Bintang anyar Atletico Madrid, Joao Felix, cedera
Sumber :
  • Sport

VIVA – Tur pramusim mulai memakan korban. Beberapa klub Eropa perlahan kehilangan beberapa bintang karena cedera.

Joao Felix sudah tumbang. Pemain dengan label termahal yang didatangkan Atletico Madrid itu, mengalami masalah di pinggulnya.

Cuma 29 menit Felix bermain. Saat berebut bola, Felix merasa ada yang aneh dengan pinggulnya.

Setelah diperiksa tim medis Atletico, pemain yang ditebus seharga £113 juta atau setara Rp2 triliun itu dinyatakan tak bisa melanjutkan permainan.

Manajemen Atletico pun tak tahu, seberapa parah cedera Felix. Mereka masih menunggu hasil pemeriksaan menyeluruh terkait kondisi Felix.

Atletico tentunya berharap Felix tak cedera parah dan bisa kembali merumput dalam waktu dekat. Sebab, pelatih Diego Simeone begitu membutuhkannya untuk beradaptasi dengan skema tim.

Bukan cuma Felix yang tumbang. N'Golo Kante juga harus mengakhiri sesi pramusim bersama Chelsea lebih cepat.

Dia kembali ke London untuk melakoni perawatan cedera lututnya. Cedera ini bersifat kambuhan bagi Kante. Sejak akhir musim lalu, Kante sudah mengalami cedera yang sama.

Tak jelas kapan Kante akan kembali. Awalnya, Kante diprediksi bisa main di satu laga pramusim ketika Chelsea melawat ke Jepang. Namun, dengan cedera itu, Kante kemungkinan juga akan absen di laga pembuka Chelsea pada musim 2019/20.

"Kami mengonfirmasikan, Kante kembali ke London untuk melakoni pemulihan cedera lututnya," begitu pernyataan resmi Chelsea dilansir Daily Mirror.

Pukulan telak bagi Frank Lampard, manajer Chelsea. Sebab, Lampard berniat untuk memainkan Kante, setidaknya di satu pertandingan saja.

Kante, disebut Lampard, akan jadi pilar utama dalam skemanya di Chelsea. Dia akan mengembalikan Kante ke posisi semula, sebagai gelandang box to box untuk mendukung skemanya di Chelsea.

"Saya sudah katakan berulang kali, Kante salah satu gelandang terbaik dunia. Saya harus menempatkan pemain sepertinya di posisi terbaik," ujar Lampard.

Cedera Konyol dan Misterius

Jika di atas merupakan deretan cedera teknis yang bisa diterima akal sehat, sejumlah klub malah dipusingkan dengan insiden konyol pemainnya. Insiden tersebut berujung cedera dan membuat pusing sejumlah pelatih serta manajer.

Manchester United contohnya. Bek mereka, Victor Lindeloef, mengalami cedera. Dia mengalami masalah pada pahanya.

Proses Lindeloef mengalami cedera terbilang konyol. Saat berlaga, Lindeloef menahan bola dengan kakinya, entah karena salah posisi atau hal lain, Lindeloef mengerang kesakitan.

Dia langsung menuju lorong pemain, merasa tak kuat dan digantikan oleh Phil Jones.

Manajer Ole Gunnar Solskjaer pusing bukan main. Sebab, di musim lalu, Lindeloef dianggap sebagai salah satu bek paling konsisten MU.

Liverpool juga mendapatkan masalah serupa. Full-back andalan mereka, Andy Robertson, mengalami cedera misterius.

Robertson digigit serangga di bagian tangannya. Dengan gigitan tersebut, Robertson mengalami infeksi.

Operasi juga terpaksa dilakoni oleh Robertson. Sebab, racun serangga yang masuk ke tubuh Robertson terbilang berbahaya.

"Sial sekali, dia digigit oleh laba-laba atau nyamuk, bukan anjing. Akibatnya, dia mengalami infeksi," kata manajer Liverpool, Juergen Klopp, dilansir situs resmi klub.

Cedera ini dialami Robertson jelang duel melawan Borussia Dortmund. Awalnya, banyak yang meragukan Robertson bisa main. Tapi, pemain Skotlandia itu akhirnya bisa diturunkan.

Yang Muda Mulai Unjuk Gigi

Saat banyak pemain senior bertumbangan, para penggawa muda memiliki kesempatan unjuk gigi. Pramusim memang sejatinya digunakan manajer atau pelatih di Eropa untuk melihat kemampuan pemain mudanya.

Beberapa dari mereka, mulai menunjukkan performa menjanjikan. Troy Parrott, striker Tottenham Hotspur, yang digadang-gadang sebagai wonderkid, menunjukkan kualitasnya di laga melawan Juventus, Minggu 21 Juli 2019.

Gawang Juventus yang dikawal Gianluigi Buffon, beberapa kali hampir dijebol olehnya. Parrott pun berjasa saat Erik Lamela mencetak gol pembuka Spurs saat menghadapi Juve. Karena sepakannya, Buffon harus memblok bola dan Lamela menyambarnya untuk dikonversi menjadi gol.

Messi Jepang, Takefusa Kubo, juga mencuri perhatian di sesi pramusim. Saat Madrid kalah 1-3 dari Bayern Munich, Kubo menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu wonderkid Asia.

Bertubuh mungil, Kubo tak ragu melewati lawannya, yang posturnya jauh lebih besar. Kontrol bola, terutama dengan kaki kirinya sangat kuat.

Pun, Kubo memiliki visi permainan yang begitu tinggi. Beberapa kali, umpannya mampu membongkar pertahanan Bayern dan menemui rekannya. Fakta ini menunjukkan, Kubo bisa menjadi salah satu pemain penting Madrid, jika terus diberikan kesempatan main.

Pramusim, ada manfaat dan mudarat. Bisa memunculkan berkah karena mengasah amunisi muda berbakat, tapi juga ada potensi kehilangan bintang besar. Maka dari itu, para pelatih atau manajer harus dengan cermat, menjaga kebugaran pemainnya karena pramusim bukan kompetisi sesungguhnya.