Menanti Sejarah Wanita Pimpin Liverpool Vs Chelsea di Pentas Eropa

Perangkat wasit wanita akan pimpin laga Piala Super Eropa, Liverpool vs Chelsea
Sumber :
  • London Evening Standard

VIVA – Guratan tinta emas akan tersaji dalam laga Liverpool versus Chelsea di Piala Super Eropa. Vodafone Park, Istanbul, akan menjadi saksi di mana untuk kali pertama wasit wanita akan memimpin pertandingan mayor UEFA..

Adalah wasit asal Prancis, Stephanie Frappart, yang akan memimpin pertandingan Liverpool versus Chelsea. Nantinya, Frappart akan ditemani pula oleh dua asisten wanita, Manuela Nicolosi (Prancis) dan Michelle O'Neill (Republik Irlandia) demi memandu Liverpool dan Chelsea bentrok di markas Besiktas tersebut, Rabu 14 Agustus 2019.

Ketiganya pernah bertugas dalam pertandingan bertensi tinggi. Mereka adalah perangkat yang memimpin final Piala Dunia Wanita 2019 antara Amerika Serikat versus Belanda.

Performa ketiganya di final tersebut memang menyita perhatian. Hingga akhirnya, UEFA memutuskan untuk memakai jasa mereka dalam memimpin laga Liverpool versus Chelsea.

Frappart mengaku tak gugup sama sekali menghadapi pertandingan tersebut. Bermodal memimpin di dua laga Ligue 1, Frappart merasa duel Liverpool versus Chelsea tak berbeda dengan yang pernah dipimpinnya.

"Tak ada perbedaan antara sepakbola wanita dan pria. Sebab, sepakbola selalu sama. Kami membuktikan, secara teknik dan fisik, sama dengan pria. Kami tak ragu dalam mengambil keputusan. Kami siap," tegas Frappart dilansir Liverpool Echo.

Kehormatan, itulah yang dirasakan Frappart saat ditunjuk sebagai pengadil di laga Liverpool kontra Chelsea. Sebab, dengan ini, Frappart beserta dua rekannya mendapatkan lebih dari sekedar pengakuan.

Pembuktian bisa jadi kata yang tepat. Karena, selama ini, wanita masih belum terlalu diakui kualitasnya dalam urusan sepakbola.

Komentar bernada seksisme masih akrab didengar di sepakbola, seakan merendahkan kaum wanita. Padahal, tidak demikian.

"Bukan langkah besar pertama kami dalam memimpin sebuah laga, Piala Dunia Wanita sudah kami lewati. Begitu membanggakan, ketika ada bocah perempuan, yang terinspirasi dengan cara kami memimpin. Sebuah momen yang spesial," kata O'Neill menyikapi laga di Piala Super Eropa.

Tak Ada Keraguan

UEFA menegaskan, pemilihan Frappart dan rekan-rekannya bukan dilandasi untuk mencari sensasi. Ketua Komite Wasit UEFA, Roberto Rossetti, tak ragu untuk memilih ketiganya memimpin Liverpool versus Chelsea.

Secara performa, Rossetti merasa Frappart dan kawan-kawan tak kalah dengan wasit pria. Pengetahuan, pemahaman, dan teknik kepemimpinan Frappart dalam sepakbola, diakui oleh Rossetti, begitu mendalam.

"Dia tahu segalanya. Stephanie bahkan melewati banyak pria dalam tes fisik. Secara mental, dia juga kuat," ujar Rossetti.

Inspirasi, itu yang diharapkan Rossetti, muncul dari dalam diri Frappart saat memimpin laga Liverpool melawan Chelsea di Piala Super Eropa.

"Bukan menyangkut jenis kelaminnya apa. Setiap orang bisa mengambil keputusan yang salah. Saya berharap, dia bisa menginspirasi ribuan wasit wanita di dunia. Saya yakin, dia bisa bekerja dengan baik," kata Rossetti.

Kehormatan

Kehadiran wasit wanita dalam memimpin laga mayor UEFA disambut baik oleh manajer Liverpool, Juergen Klopp. Menjadi bagian dari sejarah, Klopp merasa begitu terhormat.

Bagi Klopp, wasit wanita di kompetisi mayor sudah seharusnya hadir. Bukan soal sekedar ada, tapi juga membuktikan kualitas mereka sebenarnya sama dengan wasit pria.

"Jawaban saya menyikapi kehadiran mereka: Akhirnya! Saya memang berpikir, sudah seharusnya mereka hadir," kata Klopp dikutip London Evening Standard.

"Saya bangga jadi bagian dari sejarah. Masih banyak di dunia ini, orang yang tak bisa mengambil keputusan cerdas. Tapi, memilih wasit wanita, di laga penting, ini menjadi pilihan paling cerdas," lanjutnya.

Klopp mengakui, tak punya banyak pengalaman saat menghadapi laga yang dipimpin wasit wanita. Tentu, Klopp harus menempatkan diri lebih baik dalam menyikapi laga melawan Chelsea nanti.

Namun, Klopp memastikan ingin membantu Frappart dan kawan-kawan melewati momen paling indah dalam karier mereka.

"Pengalaman saya dengan wasit wanita tidak banyak. Di Jerman, Bibiana Steinhaus sudah melakukannya. Butuh waktu cukup lama hingga dia mengira sudah siap. Saya yakin, emosi begitu kental di laga ini. Dan, saya berharap, mereka bukan yang terakhir," ujar Klopp.

Senada dengan Klopp, manajer Chelsea, Frank Lampard, berharap ini menjadi akhir dari segala macam keraguan terhadap wanita di sepakbola.

"Kabar yang bagus. Saya merasa terhormat menjadi bagian dari sejarah macam ini. Perjalanan panjang, dan saya melihat bagaimana wanita mendapatkan rasa hormat lewat sebuah pertandingan. Ini langkah baru dalam jalur yang benar," kata Lampard.