Kisruh Final Piala Indonesia, Bos MU Sentil PSSI

Presiden Madura United, Achsanul Qosasi
Sumber :
  • Twitter/@achsanul_q

VIVA – Kisruh penundaan jadwal leg kedua final Piala Indonesia antara tuan rumah PSM Makasar melawan Persija Jakarta menuai sorotan dari sejumlah klub. Salah satunya dari Madura United (MU).   

Presiden MU, Achsanul Qosasi, menyoroti perubahan format final Piala Indonesia. Tahun-tahun sebelumnya, final Piala Indonesia selalu digelar single match di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. 

“Entah mengapa kali ini PSSI menggunakan format berbeda. Menurut kami salah satunya adalah menghindari biaya penyelenggaraan yang tinggi sehingga dibebankan kepada masing-masing klub,” ujarnya.

Sebelumnya, final Piala Indonesia memang digelar dengan format single match di SUGBK. Sehingga gengsi laga final turnamen tahunan ini terlihat.  

“Piala Indonesia 2005 sampai dengan 2012, babak awal dengan sistem home and away. Namun, final dilakukan single match di GBK, seru dan dramatis. Bahkan, Persipura pernah Walk Out pada menit 60 melawan Sriwijaya FC pada 2009,” kenangnya. 

Selain kehilangan gengsi partai final, penundaan laga PSM melawan Persija membuat klub, pemain dan suporter harus menjadi korban. 

“Korbannya adalah klub, pemain dan suporter karena jadwal yang padat. Dengan ada tambahan jadwal dan biaya serta suporter yang hilir mudik mendukung klubnya,” ujar pria yang akrab disapa AQ ini.

Regulasi final dengan format away yang dipakai PSSI, lanjut Achsanul, justru membuat banyak masalah. Apalagi, itu digelar di sela-sela kompetisi. 

“Untuk turnamen internasional tidak masalah. Tapi, untuk turnamen lokal akan ada banyak masalah karena luasnya Nusantara, apalagi turnamen ini diadakan di tengah kompetisi," katanya. 

"Gesekan akan semakin kuat, karena Piala Indonesia kali ini menjadi turnamen terpanjang sepanjang sejarah. Semoga ini menjadi pelajaran bagi PSSI,” jelasnya.

Ke depan, Achsanul berharap laga semifinal dan final Piala Indonesia tidak memakai sistem home and away, namun sigle match dengan PSSI sebagai penyelenggara. 

"PSSI harus berani mengeluarkan dana sebagai penyelenggara dengan tempat yang sudah ditetapkan sejak awal,” sarannya. (one)