Ketika Kerusuhan Suporter Terjadi Lagi

Rusuh di Lamongan
Sumber :
  • Rahmad Noto (Surabaya)/ VIVA

VIVA – Sepakbola nasional kembali tercoreng. Laga Persela Lamongan melawan Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Gelora Surajaya, Lamongan, Senin malam, 28 Juli 2019, berakhir rusuh. 

Ribuan suporter Persela masuk ke lapangan setelah pertandingan berakhir imbang 2-2. Tanpa dikomando, mereka langsung menyerbu wasit.

Wasit Wawan Rafiko dengan berlari kencang berhasil menyelamatkan diri dari kepungan suporter Persela. Namun salah satu asisten wasit bernasib sial. 

Dalam rekaman video, salah satu asisten wasit sempat berhasil menghindar. Namun justru memilih berhenti berlari dan berlindung di bangku Panpel Pertandingan. 

Keputusan asisten wasit ini keliru. Seorang suporter tahu keberadaannya langsung melayangkan pukulan. Disusul tendangan suporter lainnya. 

Tak hanya itu, tampak jelas juga dalam video, suporter juga menghantamkan kursi. Hingga kini belum di ketahui pasti apakah Sukri Asisten Wasit 1, Sulaeman Sukri atau Hanung Putranto (AW 2) yang jadi sasaran amuk suporter Persela.

Beruntung, asisten wasit ini masih bisa diselamatkan aparat keamanan hingga masuk ke lorong ruang ganti. Ribuan suporter yang masih belum terima juga mengepung pintu keluar VIP. Sekitar satu jam lebih, wasit dan pemain Borneo FC tak bisa keluar stadion. 

Setelah berhasil meredakan emosi penonton, wasit dievakuasi keluar dari stadion dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

Akibat aksi kerusuhan ini, sesi press conference yang biasa dilakukan setelah pertandingan juga ditiadakan. "Situasi tidak kondusif," ujar Media Officer Persela, Arief Bachtiar.

Persela Tuntut PSSI

CEO Persela, Yuhronur Efendi mengaku kecewa atas keputusan yang diberikan oleh pengadil lapangan. Lebih lanjut dia sudah melakukan tindakan dengan melayangkan surat protes ke federasi.

Dia berharap PSSI bisa memberikan respons positif terkait hal ini. Dia juga berharap ada tindakan konkret dari PSSI.

"Kami tentu kecewa dengan keputusan wasit. Kurang tegas dan keputusannya kontroversial, kami dirugikan. Kami protes ke federasi, bukan tidak lain agar tidak terulang lagi hal seperti ini," kata Yuhronur saat dihubungi VIVA. 

"Hari ini kami sudah melayangkan protes kepada PSSI. Saya harap nanti responsnya positif. Ini untuk kebaikan kompetisi juga," lanjut dia.

Atas hasil imbang yang diraih, Laskar Joko Tingkir gagal memperbaiki posisinya di klasemen. Mereka sementara berada di posisi ke-13 dengan 10 poin dari 11 laga.

Rusuh suporter ini disinyalir karena disebabkan hadiah penalti untuk tim tamu yang diberikan wasit Wawan Rapiko pada menit akhir.

Akibatnya terjadi banyak protes dan memakan waktu lama. Walau pada akhirnya keputusan tendangan penalti untuk Borneo FC tetap dilakukan.

Penalti tersebut berawal dari tandukan kiper Persela, Dwi Kuswanto, kepada gelandang Borneo FC, Wahyudi Hamisi. Wasit kemudian memberi kartu merah kepada kedua pemain itu karena insiden tersebut.

Penalti Kontroversial

Pihak Persela melakukan protes dengan alasan tandukan Dwi seharusnya tak berujung tendangan penalti. Karena posisinya dia sedang menangkap bola sehingga kondisinya aman.

Namun, wasit berkata lain. Dalam Laws of the Game (LOTG) milik FIFA, tandukan juga dianggap sebagai pelanggaran yang bisa berujung tendangan bebas dan penalti. Apalagi, wasit saat itu belum meniupkan peluit tanda permainan berhenti.

Wasit Indonesia yang memiliki lisensi FIFA, Oki Dwi Putra, juga turut buka suara. Dia menganggap keputusan yang diambil Wawan sudah tepat dan sesuai dengan LOTG.

"(Dalam) LOTG sudah tertera, tinggal bagaimana menyikapinya oleh pihak masing-masing, insan yang terkait di dalam lapangan. Wasit sudah menjalankan LOTG dengan baik," ujar Oki kepada VIVA melalui pesan singkat, Selasa 30 Juli 2019.

Yang disayangkan oleh Oki adalah protes akan keputusan Wawan. Bahkan, sampai harus memakan waktu 20 menit lebih. Padahal, keputusan wasit menjadi hal mutlak di atas lapangan.

"Kesadaran dari tim dan seluruh insan terkait itu harus sama-sama menghargai LOTG dengan impelmentasi wasit di lapangan," katanya.