Pengakuan Dosa Solskjaer di Akhir Musim Bikin MU Sengsara

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer
Sumber :
  • Twitter/@ManUtd

VIVA – Ole Gunnar Solskjaer pada awalnya memang diprediksi bisa mendongkrak performa Manchester United. Setelah resmi didapuk menjadi caretaker menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018, eks bomber Setan Merah itu langsung mampu membawa MU meraih sederet kemenangan.

Sayang, saat sudah diangkat sebagai juru taktik permanen, pria asal Norwegia ini justru gagal mencapai target.

Solskjaer sebelumnya ditunjuk menjadi caretaker pada 19 Desember 2018, menyusul pemecatan Mourinho usai kekalahan telak MU atas Liverpool di ajang Premier League. Setelah Solskjaer datang, dampak langsung terasa. MU tak terkalahkan dalam 12 pertandingan.

MU di bawah Solskjaer berhasil memetik 10 kemenangan dan dua hasil imbang. Enam laga pertamanya bahkan berhasil disapu bersih dengan kemenangan. Perlu digarisbawahi, serentet hasil positif ini diraih MU saat Solskjaer masih berstatus manajer interim.

Akan tetapi, setelah mendapatkan kontrak permanen pada 28 Maret 2019, performa MU menurun drastis. Dalam delapan pertandingan terakhir di Premier League, MU hanya mampu memetik dua kemenangan, dua hasil seri, dan menelan empat kekalahan.

Imbasnya, Solskjaer dipastikan gagal mengantar MU mencapai target masuk Liga Champions musim depan, atau finis di posisi keempat klasemen.

Solskjaer mengakui bahwa ia belum bisa membuat pasukannya tampil konsisten yang berujung kegagalan menembus zona Liga Champions. Eks pelatih Molde dan manajer Cardiff City ini juga tahu bahwa ia gagal mencapai target yang diberikan kepadanya. Meskipun menurutnya, MU masih punya potensi dalam kualitas para pemain mudanya.

"Sebuah perasaan yang bercampur aduk. Karena, kami sangat jauh tertinggal sebelum Natal, sebelum saya datang. Saat Anda mulai memenangi pertandingan, saya merasa sangat luar biasa berada di tim ini. Itu menunjukkan sebuah potensi dan kualitas pemain. Tapi tentu, kami tidak punya konsistensi," ucap Solskjaer dikutip BBC.

"Premier League adalah liga paling kompetitif di dunia, dan kami baru saja gagal mencapai target keempat yang membutuhkan keajaiban di bulan Desember. Di sini perasaan saya seperti campur aduk,” tuturnya. 

“Tapi, saya bisa menanganinya. Saya hanya memikirkan para pemain, betapa emosionalnya mereka memulai musim dengan satu manajer, dan mengakhirinya dengan manajer yang lain. Mereka telah melewati pasang surut," katanya.

Meski masih punya sisa satu pertandingan lagi, MU dipastikan akan finis di posisi keenam klasemen Premier League 2018/2019. Selanjutnya, MU akan menjamu tim yang juga sudah dipastikan terdegradasi ke Divisi Championship musim depan, Cardiff City, di Old Trafford. Laga pamungkas MU musim ini melawan Cardiff akan digelar Minggu 12 Mei 2019 WIB.