Menguji Kesabaran Tangan Besi Abramovich ke Lampard

Manajer Chelsea, Frank Lampard.
Sumber :
  • https://twitter.com/chelseachaps

VIVA – Chelsea menggantungkan harapan pada sosok Frank Lampard. Berstatus sebagai manajer bau kencur, Lampard sudah mendapat kepercayaan untuk menangani tim sekaliber Chelsea.

Perjudian, bisa dikatakan demikian. Sebab, pengalaman Lampard masih minim. Namun, secara prestasi Lampard cukup menjanjikan.

Tengok saja di musim lalu. Di Divisi Championship, Lampard mampu membawa Derby County lolos ke playoff.

Menariknya, Lampard lebih gemar menggunakan pemain muda di dalam skuatnya pada musim lalu. Opta melansir, Lampard memberikan para penggawa Derby U-21 menit bermain hingga 13.137 menit, torehan terbanyak ketimbang manajer lain di Divisi Championship.

Fakta ini sebenarnya bisa mengubah citra Chelsea sebagai klub yang boros dalam belanja pemain. Dengan kehadiran Lampard, wonderkid Chelsea dari akademi bisa berkembang karena sangat gemar memainkan amunisi muda.

Lampard sudah mengumbar janjinya akan hal tersebut. Pria 41 tahun tersebut ingin mengeksplorasi potensi beberapa wonderkid Chelsea macam Callum Hudson-Odoi.

"Saya sudah amati Callum secara langsung. Talenta yang hebat. Kita semua tahu seperti apa kualitasnya dan saya akan bicara dengannya agar bertahan," ujar Lampard dilansir Metro.

"Dia akan menjadi pemain penting bagi kami. Jadi, harus diperjuangkan agar mau bertahan," lanjutnya.

Lampard melawan arus, mungkin ini ungkapan yang tepat. Sebab, citra Chelsea di rezim Roman Abramovich adalah glory hunter, pencari trofi sebanyak mungkin dengan dana tak terbatas.

Namun, kehadiran Lampard bisa saja mengubah cara hidup Chelsea. Kondisi The Blues saat ini, yang tengah dijatuhi sanksi embargo transfer, memaksa mereka harus main dengan amunisi seadanya.

Persoalannya adalah, apakah manajemen Chelsea mau bersabar? Sebab, selama ini rezim tangan besi Abramovich di Chelsea sudah memakan banyak korban.

Terhitung, lebih dari tujuh manajer menangani Chelsea sejak 2004. Dan, kebanyakan dari mereka tak bertahan lama lantaran sulit memenuhi rasa lapar Abramovich akan trofi. Atau, mereka bertengkar dengan Abramovich dan jajarannya karena selisih paham.

Dan, apakah Lampard bisa membuat Abramovich bersabar, mengubah caranya dalam mengelola tim? (one)