Fakta Aneh, Hanya Ada 2 Singa di Trofi Premier League

Trofi Premier League
Sumber :
  • Premierleague.com

VIVA – Manchester City jadi tim yang terakhir memegang trofi Premier League. Ya, The Sky Blues merupakan juara kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth itu, musim lalu. Bukan itu yang akan dibahas, melainkan ada fakta aneh tentang desain trofi ajang yang digelar sejak 1992 ini.

Menurut data Premierleague.com, trofi ini digunakan sejak kompetisi ini berubah format dari English First Division ke Premier League musim 1992/1993. Trofi Premier League tercatat memiliki tinggi 104 cm, lebar 61 cm, dan berat 25,4 kg.

Bagian tubuh trofi terbuat dari perak murni yang dibuat oleh perusahaan perhiasan yang berdiri sejak 1781, Asprey London. Bukan hanya di bagian bodi, bagian mahkota yang berada di kepala trofi juga terbuat dari perak murni. 

Bagian bawah trofi terbuat dari batu semimulia yang disebut Malacite, yang berasal dari Afrika. Malacite berbentuk lingkaran dengan garis berwarna hijau melambangkan lapangan tempat pertandingan berlangsung.

Di bagian pegangan trofi, tampak ada dua singa yang saling berhadapan. Kedua singa ini melambangkan keperkasaan sepakbola Inggris. Secara keseluruhan, trofi Premier League memiliki makna sama dengan julukan Timnas Inggris, The Three Lions, atau Tiga Singa.

Akan tetapi, jika melihat kembali trofi tersebut hanya ada dua singa yang terletak di pegangan kedua sisi. Ternyata, ada bagian mahkota yang bisa dilepas dari badan trofi.

Biasanya pada saat upacara perayaan gelar, kapten tim akan mengangkat trofi dan mengenakan mahkota trofi di kepalanya. Bukan hanya kapten tim, sosok yang juga biasa mengenakan mahkota ini adalah manajer. 

Ternyata, di sinilah singa ketiga berdiri. Selain dua singa yang saling berhadapan di bagian pegangan trofi, sosok singa ketiga adalah sang kapten atau manajer tim.

Legenda hidup Manchester United, Bryan Robson, bersama Sir Alex Ferguson, jadi orang pertama yang mengangkat trofi ini. Sementara itu, kapten terakhir Manchester City, Vincent Kompany, beserta sang manajer, Pep Guardiola, jadi orang terakhir yang berkesempatan untuk mengenakan mahkota dan mengangkat trofi ini. (one)