Terungkap Identifikasi Awal Peti Kuno Berisi Cairan Merah di Mesir

Sarkofagus yang ditemukan di Mesir.
Sumber :
  • Egyptian Ministry of Antiquities

VIVA – Setelah menemukan sarkofagus bulan Juli lalu, para arkeolog Mesir telah menyelesaikan analisis awal mereka. Tiga kerangka yang berada di dalam peti mati itu berhasil diidentifikasi oleh tim peneliti dari Central Departement of Antiquities of Lower Egypts.

Kepala Kementerian bagian Barang Antik Mesir, Mostafa Waziry mengumumkan bahwa tiga kerangka itu adalah seorang wanita dan dua pria. Selain itu, dalam sarkofagus ditemukan emas berisi prasasti misterius.

Menurut Kepala Central Departement of Antiquities of Lower Egypts, Nadia Kheider, wanita dalam peti kemungkinan berusia antara 20 hingga 25 tahun ketika meninggal. Jenazaah itu memiliki lubang kecil di belakang tengkoraknya berukuran 17 milimeter, seperti dilansir laman Gizmodo, Rabu, 22 Agustus 2018.

Awalnya para peneliti menduga bahwa luka itu akibat benda tajam seperti anak panah. Namun, wanita itu hidup dengan rongga tersebut, menunjukkan seperti hasil dari operasi otak yang dikenal sebagai trepanasi.

Kerangka salah satu pria diperkirakan berusia sama dengan wanita tadi. Sedangkan satu pria lainnya diduga meninggal di usia awal 40 tahunan. Namun, tim peneliti belum bisa menemukan penyebab kematian dari salah satu mayat itu.

Waziry menambahkan bahwa tidak ada satu pun dari ketiga jenazah yang merupakan keluarga kerajaan Ptolemaic ataupun Roman. Di dalam peti tak ditemukan prasasti ataupun cartouche, serta tidak ada topeng perak atau emas metalik, patung kecil, jimat, dan barang lain yang biasanya ada saat penguburan anggota kerajaan pada periode itu.

Kemungkinan temuan itu berasal dari periode Ptolemaic awal, yang dimulai 323 setelah kematian Alexander the Great. Tim peneliti menebak bahwa peti mati berasal dari tahun 304 dan 30 SM, serta tiga jenazah di dalamnya tidak ditempatkan dalam peti di waktu bersamaan.

Saat ditemukan, terdapat cairan kemerahan di dalam peti. Peneliti mengira bahwa air itu merupakan air limbah yang bercampur dengan pembungkus jenazah. Mereka akan melakukan penelitian analisis kimia dari cairan merah tersebut untuk menemukan komponen di dalamnya.

Sebelumnya, dikabarkan ada petisi yang ditujukan pada pemerintah Mesir untuk mengizinkan orang-orang meminum cairan kemerahan tersebut.

Ketiga kerangka akan dibawa ke Museum Nasional Alexandria untuk dipelajari dan diberi penanggalan lebih lanjut. Tulang belulang akan diberi tes DNA, agar menghasilkan informasi genetika tentang tiap individu dan adanya hubungan keluarga.

Sedangkan sarkofagus granit juga akan dipulihkan dan dipindahkan ke museum.