Ada Campur Tangan Big Data dalam Proses Pembuatan Kartu Kredit

Ilustrasi Big Data.
Sumber :
  • www.pixabay.com/xresch

VIVA – Ada campur tangan Big Data dalam pembuatan kartu kredit. Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk menggaet calon nasabah. Sebelumnya, pihak bank akan menggunakan teknik acak untuk memilih 'mangsa' yang akan ditawarkan kartu kredit dengan menggunakan database yang dimiliki.

"Database itu benar-benar random (acak). Kita enggak tahu mereka (nasabah) sudah pernah ngambil apa belum, perlu apa enggak," kata Managing Director Iykra, Fajar Jaman, di Habibie Festival, Jakarta, Jumat, 21 September 2018.

Ia mengatakan, dengan teknik acak, kemungkinan call center mendapat pelanggan baru perbandingannya 50:50, atau bisa juga kurang karena ketidakaturan data yang diambil. Sementara melalui Big Data, bank yang menggunakannya bisa memprediksi pelanggan mana saja yang akan dihubungi.

Hal ini akan membuat pekerjaan tim call center lebih efektif. Dengan Big Data, ia mengaku maka keberhasilan tim call center melonjak menjadi tiga kali lipat. "Misalnya ada 10 orang dikontak. Cuma 2 orang yang ngambil dan lanjut. Jadi harus ada pemilihan prioritas," jelasnya.

Fajar mengungkapkan cara untuk memilih calon nasabah dengan menggunakan analisa. Ia menjelaskan bahwa mesin pembelajaran atau machine learning akan 'membaca' data atau pola yang memiliki kesamaan.

Ia mencontohkan, pola pada calon pelanggan yang berhasil membuat kartu kredit, dicocokkan dengan calon pelanggan lainnya. Hal ini dinamakan proses segmentasi atau membagi calon pelanggan ke dalam kelompok-kelompok untuk dicari kemungkinan mereka akan membuat kartu kredit.