Tanggapan Pesaing Gojek dan Grab soal Transportasi Online Pelat Merah

Peluncuran layanan transportasi online Anterin di Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Kepala Eksekutif Anterin, Imron Hamzah, menilai rencana pemerintah untuk membuat aplikasi transportasi online pelat merah harus melihat dari masalah sosial. Artinya, pesaing Gojek dan Grab ini mengatakan pemerintah jangan hanya menyediakan platform tetapi keberpihakan ke masyarakat.

"Masyarakat itu, ya, mitra pengemudi atau driver dan konsumen. Urgen atau enggaknya tergantung dari pemerintah. Merekalah yang putuskan, karena isu yang berkembang selama ini, kan, soal pendapatan dan transparansi," kata Imron kepada VIVA, Kamis, 27 September 2018.

Ia juga mengungkapkan, bicara kesejahteraan driver, Anterin hadir dengan konsep marketplace. Imron mengaku memposisikan driver sebagai wirausaha atau entrepreneur, bukan karyawan. Selain itu, Anterin tidak mengambil komisi dari hasil keringat mereka.

"Kami hanya aplikasi. Fokus kami bagaimana driver punya pendapatan yang layak. Karena itu, yang menentukan harga, rating, jarak kedekatan ataupun gender, adalah kesepakatan driver dan konsumen. Inilah yang membedakan kami dengan yang lain," tegas Imron.

Seperti diketahui, rencana pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, membuat aplikasi transportasi online tandingan Gojek dan Grab ini berawal dari desakan Persatuan Penyelenggara Transportasi Online (PPTO) dan sejumlah asosiasi.

Mereka ingin agar driver tidak diperlakukan semena-mena oleh perusahaan aplikasi.

Selain itu, Putusan Mahkamah Agung yang secara resmi mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek, semakin memperkuat desakan untuk segera direalisasikan transportasi online pelat merah ini. (ase)