2018, 3101 Malware Serang Situs Pemerintah

Ilustrasi malware.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA – Pada 2018, Honeynet Project bersama dengan Badan Siber Sandi Negara atau BSSN menampilkan jumlah pada serangan perangkat lunak jahat atau malware yang menyerang jaringan siber di Indonesia terutama situs pemerintah.

Melalui rilis yang diterima VIVA, Minggu 25 November 2018, terdapat sejumlah daerah yang paling banyak terkena malware yakni Sumatera, Jawa dan Bali. Laporan tersebut menunjukkan, malware-malware tersebut menyerang situs-situs pemerintahan.

"Pada tahun ini total ada 3.101 malware yang menyerang Sumatera, Jawa dan Bali. Serangannya bukan hanya dari luar negeri tapi  juga dari negeri sendiri," kata Chapter Lead Indonesia HoneyNet Project, Charles Lim di Swiss German University, Alam Sutera Tangerang.

Umumnya serangan yang menyerang situs pemerintah itu, disebabkan oleh server akademis dan pemerintah yang tidak pernah diurus lagi, sehingga mudah masuk terkena malware.

Berdasarkan data yang dirilis BSSN, hingga Juni 2018 saja terdapat 147 laporan kasus terhadap serangan malware. Ada dua situs pemerintah yang pernah mengalami serangan siber tersebut, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktur Deteksi Ancaman BSSN, Sulistyo mengatakan, institusinya kini mengerjakan proyek HoneyNet Indonesia untuk meningkatkan kepedulian, menyediakan informasi terkait ancaman siber. Kerja sama itu, salah satunya dilakukan di universitas.

"Kita membangun jejaring di universitas perguruan tinggi untuk project HoneyPot, yaitu membangun pusat riset khusus buat malware. Ini sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Kita berharap ini bisa jadi sebuah proyek nasional," ujarnya.

Proyek ini akan membuat sebuah data base yang komprehensif untuk mengidentifikasi malware yang masuk ke Indonesia. Nantinya, para ahli akan mengenali Indicator of Compromise (IOC), atau gangguan sistem komputer, dan signature (ciri khas) dari malware.

"Mereka ini bisa berbentuk virus atau trojan nanti kita bisa tahu sistem-sistem apa saja yang rentan terhadap malware tersebut," ungkapnya.