Penyebar Video Edit Menkominfo Rudiantara Bisa Terkena UU ITE

Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.
Sumber :
  • Twitter/@kemkominfo

VIVA – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengaku belum mengetahui beredarnya video Menkominfo Rudiantara menanyai pegawainya soal pilihan yang menyasar ke salah satu calon presiden.

"Belum tahu yang mana. Sorry, saya benar-benar belum lihat," kata Semuel di kantor Ombudsman RI, Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019. Akan tetapi, saat ditanya kriteria sebuah video bisa di-take down Kominfo, ia mengatakan bahwa video yang diedit dan menghilangkan konteks asli.

Artinya, perbuatan itu, ungkap Semuel, melanggar Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Namun, apabila video dipotong dan tidak mengurangi konteks, maka hal itu tidak menjadi masalah.

"Nah kalau melanggar kita take down. Seumpama saya ngomong ini, terus lima menit lagi kamu sambung-sambung. Itu enggak boleh, kita take down," tegasnya. Pada kesempatan yang sama, Anggota Ombudsman, Ahmad Alamsyah, mengingatkan Menkominfo Rudiantara agar lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataan.

Sebab, ia adalah bagian dari pemerintah. "Sebagai penyelenggara negara, saran menyarankan supaya pemerintah hati-hati berbicara. Apapun itu, termasuk keceplosan," jelas dia. Pascavideo tersebut beredar tiba-tiba muncullah tanda pagar #YangGajiKamuSiapa.

Namun, dari beberapa video itu ada yang diedit. Dalam proses pemilihan desain, Rudiantara memungut suara pilihan pegawai dengan meminta seluruh hadirin menyebutkan secara verbal pilihan mereka, apakah memilih desain nomor 01 atau desain nomor 02.

Namun, dalam prosesnya, Rudiantara meminta dua aparatur sipil negara (ASN) Kominfo naik ke atas panggung untuk menjelaskan, alasan kenapa memilih desain pilihan mereka masing-masing. Dua ASN yang dipanggil merupakan pegawai yang memilih desain nomor 01 dan desain nomor 02.

Pertama kali, ia meminta pegawai yang memilih nomor 02 untuk menjelaskan alasan pilihan desain favoritnya. Tak diduga, sang pegawai tersebut malah mengatakan alasan memilih nomor 02 adalah yakin dengan visi-misinya.

Rudiantara seketika memotong penjelasan pegawai yang memilih nomor 02, dan menegaskan pilihan desain ini jangan dikaitkan dengan Pilpres atau pencoblosan.