Robot Diyakini Tak Bisa Gantikan Manusia, Setidaknya 5 Tahun Lagi

Ilustrasi revolusi industri 4.0.
Sumber :
  • www.hkpc.org

VIVA – Indonesia memasuki revolusi industri 4.0. Artinya, seluruh kegiatan bisnis bertransformasi ke digital, di mana perubahan tersebut memengaruhi batasan seperti pengetahuan, kemampuan, serta alat kerja yang digunakan.

Meski era digitalisasi tidak bisa dihindari, kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan agar profesional dan sesuai dengan kebutuhan industri.

Apalagi, pemerintah sudah mencanangkan 2019 adalah tahun pengembangan sumber daya manusia, di mana salah satunya, lewat sertifikasi kompetensi kerja.

Service Department Manager Panasonic Gobel Indonesia, Selviah Baladraf, optimistis tenaga manusia tetap tidak tergantikan oleh mesin ataupun robot, setidaknya, untuk lima tahun ke depan.

"Di industri pendingin udara seperti kami, manusia tidak tergantikan. Karena, mesin atau robot tidak bisa memperbaiki AC apabila terjadi troubleshooting, ataupun keterampilan merawat AC," kata dia kepada VIVA, Selasa, 19 Februari 2019.

Menurutnya, memberikan pelatihan dan sertifikasi merupakan cara untuk meningkatkan kompetensi bagi teknisi AC. Sebab, sertifikasi menciptakan profesionalisme, kemandirian, serta kemampuan mereka terdongkrak sesuai dengan standar industri.

Panasonic telah memberikan pelatihan kepada 12.797 peserta yang berasal dari 13 kota besar di Indonesia sampai akhir 2018. Selviah menuturkan bahwa tahun ini menargetkan sekitar 6 ribu peserta diberikan pelatihan untuk disertifikasi.

Ia pun berharap bisa memberikan pelatihan bagi teknisi AC hingga 20 ribu peserta pada 2020. Hal ini untuk menunjang jumlah AC merek Panasonic yang setiap tahunnya terjual sebanyak 2 juta unit.

Pelatihan dan sertifikasi teknisi AC ini melibatkan Lembaga Sertifikasi Profesi Yayasan Matsushita Gobel di bawah pengawasan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Ia mengungkapkan, seluruh peserta yang terpilih akan mendapatkan sertifikat kompetensi profesi bagi tenaga kerja yang dikeluarkan lembaga pemerintah tersebut.

Berdasarkan data Panasonic, industri pendingan udara tahun ini diproyeksikan tumbuh 5-7 persen dengan nilai pasarnya berkisar pada Rp6-7 triliun. Adapun, jika termasuk dengan pendingin udara komersial, seperti untuk keperluan hotel dan kantor, maka nilai pasar AC bisa mencapai Rp10-11 triliun. (art)