Sinyal Seluler di MRT Diharapkan Tak Absen Terlalu Lama

Warga menunggu keberangkatan kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Min
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Mitra penyedia sarana telekomunikasi di MRT Jakarta, dikabarkan telah mempersilakan para operator untuk melakukan uji coba layanan komunikasi bagi operator selular. Karena itu, operator disarankan untuk memaksimalkan kesempatan ini.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono di Jakarta, Rabu 27 Maret 2019. Dari situ, operator bisa melihat pola trafik komunikasi di sepanjang rute moda transportasi tersebut.

"Itu setahu saya seperti itu, mitra penyedia sarana telekomunikasi MRT Jakarta, memberikan kesempatan semua operator uji coba gratis. Operator bisa manfaatkan masa trial itu, terutama untuk mengevaluasi pola trafik di stasiun bawah, di atas tanah, serta di tunnel," kata Kristiono.

Dikatakan Kristiono, operator bisa melakukan trial sambil tetap negosiasi bisnis bersama penyedia sarana. Operator diyakini akan mudah mengetahui trafik dan kebutuhan pelanggan, sekaligus memudahkan berhitung biaya dan keuntungannya.

Di sisi lain, Pelaksana Dewan TIK Nasional Garuda Sugardo mengingatkan ketersediaan layanan seluler di sepanjang rute MRT adalah vital dan wajib dihadirkan operator seluler.

"Ini tak hanya masalah memenuhi hasrat berkomunikasi pengguna, tetapi juga untuk antisipasi jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan, misalnya krisis kala MRT berada di dalam terowongan. Terowongan MRT, bukanlah bandara yang merupakan airspace terbuka. Terowongan adalah dunia bawah tanah, di mana tenaga listrik dan redundansi harus tersedia," papar Garuda.

Menurut dia, ketiadaan sinyal seluler di kota metropolitan, apalagi di arena publik adalah suatu yang mustahil. Jika ada blankspot di ruas perjalanan sepanjang MRT Jakarta, yang hanya butuh waktu tempuh 40 menit itu, jangan harap ada migrasi pelanggan.  

Sekjen Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB (PIKERTI-ITB), M. Ridwan mengakui penyediaan coverage seluler di rute MRT Jakarta hal yang penting, agar masyarakat merasa aman dan nyaman.

"Setahu saya, maintenance untuk fasilitas telekomunikasi di jalur MRT Jakarta ini agak kompleks, tak sama dengan bandara atau gedung tinggi. Maintenance hanya bisa dilakukan di jam tertentu, untuk fasilitas telekomunikasi. Belum lagi, soal ketersediaan listrik yang harus 24/7. Jadi, secara teknis memang ini sesuatu yang pertama bagi Indonesia," tuturnya.

Menurut Ridwan, jika melihat animo dan strategisnya rute yang dilalui MRT Jakarta, sepertinya trafik yang dihasilkan lumayan menjanjikan. Karena itu, harus ada inisiatif, jangan sampai sinyal seluler absen terlalu lama di rute MRT.

Hingga Rabu ini, baru ada sinyal Telkomsel dan Smartfren yang bisa dinikmati sepanjang 13 stasiun oleh para penumpang moda transportasi itu. Telkomsel adalah pemasang layanan pertama di MRT Jakarta, dengan memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilewati MRT Jakarta, sedangkan Smartfren baru saja mendapatkan kesepakatan untuk memasang dan menghidupkan perangkat di MRT Jakarta. (asp)